REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Rumah Dinas Wali Kota Solo, Loji Gandrung, di Jalan Slamet Ridyadi, Solo, kini dijadikan destinasi wisata untuk umum. Bangunan Cagar Budaya (BCB) yang dibangun tahun 1800-an tersebut akan diganti namanya menjadi Rumah Bung Karno.
Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, mengatakan, Loji Gandrung akan segera dijadikan destinasi cagar budaya dengan nama Rumah Bung Karno. Menurutnya, pemberian nama Rumah Bung Karno tersebut tidak salah. Sebab, setiap kali ke Solo, Presiden RI yang pertama tersebut selalu menginap di Loji Gandrung.
"Dan ini bagian daripada sebuah penghargaan dan penghormatan kepada beliau [Ir Soekarno] selaku pendiri Republik Indonesia, sebagai bapak bangsa dan proklamator dan tidak ada salahnya nanti masyarakat ikut menikmati dan merasakan kayak apa Loji Gandrung dulu tempat singgah Bung Karno ketika mengisi kemerdekaan," terang Wali Kota kepada wartawan, Rabu (5/12).
Wali Kota menyatakan, masyarakat umum diperbolehkan masuk Loji Gandrung. Akses masuk disediakan selama 24 jam. Saat malam hari, nantinya kawasan tersebut akan dihiasi lampu-lampu. Bangunan tersebut juga telah dilengkapi kamera pengawas atau CCTV untuk menjamin keamanan para pengunjung. Di sekitar Loji Gandrung merupakan bangunan-bangunan modern yang digunakan untuk perkantoran, restoran, dan pusat perbelanjaan.
"Justru karena kanan-kiri bangunan modern maka kami buka, biar lebih menonjol. Tempat bersejarah jangan sampai tertutup bangunan modern," ujarnya.
Di samping menjadi lokasi wisata, Wali Kota juga mempersilakan masyarakat memanfaatkan Loji Gandrung sebagai tempat untuk rapat atau diskusi. Ruangan di dalam bangunan tersebut berkapasitas sampai puluhan orang. "Tapi ada catatan kalau ada pertemuan di Loji Gandrung konsumsinya makanan khas Solo bisa jajanan pasar," ujarnya.
Saat ini, Loji Gandrung masih dalam tahap renovasi. Renovasi tersebut diperkirakan selesai akhir tahun ini.
Dalam renovasi, ada beberapa bagian yang diubah. Di antaranya, taman di depan bangunan dihilangkan dan diganti kolam. Kolam tersebut dibuat mengelilingi patung Brigjen Slamet Riyadi yang berada tepat di tengah-tengah halaman. Selain itu, pos penjagaan yang berada di sisi barat dibongkar dan dipindah di sisi timur. Pagar besi yang memisahkan halaman Loji Gandrung dan lintasan pejalan kaki (citywalk) juga dihilangkan. Hal itu menjadikan Loji Gandrung terkesan lebih luas dan terbuka.
"Karena bukan untuk tempat tinggal sehingga tidak ada persoalan. Kami senangnya yang terbuka," ujar Wali Kota.
Selama menjabat sebagai Wali Kota Solo, Rudyatmo memang tinggal di rumah pribadinya di kawasan Pucang Sawit, Kecamatan Jebres. Daerah tersebut dekat dengan pinggir Sungai Bengawan Solo.
Wali Kota menambahkan, dalam waktu dekat dia akan meminta Bagian Umum untuk melakukan pengadaan patung-patung Presiden RI dari pertama sampai keenam. Anggarannya menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Solo.