REPUBLIKA.CO.ID, Sukses di layar televisi, sinetron "Preman Pensiun" di angkat ke layar lebar. Rencananya, film yang mengambil tempat syuting di Kota Bandung ini akan tayang pada 17 Januari 2019.
"Kami mengangkat 'Preman Pensiun' ini karena di filmnya ingin mengangkat cerita kalau sembilan preman yang menjadi sentral film, di film ini benar-benar pensiun. Berhasil di sinteron, kami ingin menghibur juga di layar kaca," ujar Producer MNC Pictures Miftah Syafrian Yahya, Rabu (5/12).
Sinetron 'Preman Pensiun', kini diangkat ke layar lebar. (Foto: Arie Lukihardianti/Republika)
Pembuatan sinetron maupun film Preman Pensiun ini cukup unik. Hal ini karena, para pemainnya berasal dari preman asli yang dipilih memerankan peran preman.
"Jadi, dalam kehidupan sehari-hari mereka memang preman. Nah yang unik lagi, setelah mereka mengikuti karantina dan syuting film ini hampir semuanya jadi berhijrah ke arah yang lebih baik," katanya.
Bahkan, kata dia, para pemain menargetkan film ini bisa ditonton oleh lima juta orang. Kalau target tersebut tercapai, semua pemain akan umrah bareng.
Menurut salah seorang pemain, Gobang, dirinya merasa bangga bisa terlibat dalam film 'Preman Pensiun'. Karena, ini memotivasi dirinya untuk terus menjadi lebih baik.
"Baik saja nggak cukup. Berbuat baik jangan pura-pura baik. Setelah jadi Tokoh Gobang saya sadar kalau kita nggak harus selalu jadi terkenal dan besar, tapi bagaimana menjadi berharga," katanya.
Begitu juga dengan Pipit. Dia dulu menjadi preman. Setelah bermain film, dia berubah menjadi baik. Awalnya, memang dia aktif di organisasi massa (ormas). Namun, setelah menjadi aktor, hidupnya menjadi berubah.
"Sekarang, banyak yang minta foto ke saya. Jadi, saya senyum terus sudah nggak keliatan seram," katanya.
Sementara Firdaus yang berperan menjadi Murad dalam film tersebut, menyebut dirinya lama berada di club olah raga, aktif di ormas dan bertahun-tahun berada di club malam. Setelah ditarik menjadi pemain di preman pensiun, dia merasakan pengalaman luar biasa.
Walaupun, peran tersebut cocok dengan pekerjaannya sehari-hari dulu sebagai eksekutor. "Setelah bermain 'Preman Pensiun', sekarang saya agak berubah. Memilih menjadi lebih baik dan benar kata orang lain bukan kata saya," kata Murad. Dia pun bersyukur fansnya sekarang sangat banyak sehingga ia tak hanya mendapatkan nama, tapi kehidupan jaga.
Begitu juga dengan Uu yang berperan sebagai Kang Uu. Dia awalnya tak ingin bermain film. Tapi, justru tertarik dengan tokoh Bahar yang diceritakan sebagai pimpinan preman yang sudah insyaf.
Dia pun, akhirnya ikut menjadi pemain dan semakin kagum dengan sosok Kang Bahar dalam Preman Pensiun. "Tokoh Kang Bahar ini jadi inspirasi saya untuk terus belajar dari kesalahan," katanya.
Senada dengan pemain lainnya, pemain 'Preman Pensiun' Abeng juga mengatakan, dulu dia aktif di elite bodyguard sebagai sekjen. Bahkan, di Ormas Perisai Merah Putih pun ia masih aktif sebagai sekjen.
"Saya akui dulu saya preman. Tapi, preman berbeda dengan kriminal. Kan kalau kriminal kejahatan kalau preman ada yang baik. Saya bukan orang baik, tapi sekarang akan berubah menjadi baik," paparnya.
Dikdik pemain lainnya mengatakan, sekarang dia hijrah menjadi orang yang lebih baik karena banyak hikmah yang didapat setelah terlibat dalam film Preman Pensiun. Sebelum terlibat film ini, dia pernah hidup susah ikut berbagai casting bahkan pernah mengamen.
"Saya ketemu Kang Epi ikut casting film ini dengan modal Rp 50 ribu buat difoto. Semua ini waktu yang diberikan sama Allah. Bagi saya, cerita 'Preman Pensiun' ini membuat saya sadar dan sedikit lebih baik," paparnya.
Menurut Ibrahim yang berperan menjadi Boim dalam 'Preman Pensiun', sebelum bermain film, ia dulu anak punk yang sering tinggal di jalanan. Namun, setelah terlibat dalam Preman Pensiun, dia masuk ke karakter preman yang insyaf.
"Dari anak rocker punk. Sekarang saya jadi, pengusaha sablon namanya Boim Clothing. Insya Allah hijrah," katanya.