REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- SMA Islam Terpadu (IT) Daarul Ilmi Bandar Lampung kembali mewisuda sebanyak 33 siswa/siswi penghafal Alquran, Rabu (5/12). Program wajib hafalan Alquran pada akhir semester sekolah tersebut, kembali mencetak penghafal Alquran mulai dua sampai 26 juz.
Program bernama “Tahfidz Super Camp” berlangsung selama 10 hari dan berakhir Rabu (5/12). Sebanyak 33 peserta (12 siswa dan 21 siswi) kelas 10 dan 11 mengikuti program mabit atau menginap di sekolah. Mereka dibimbing delapan musrif dan musrifah serta lima fasilitator. Tahfidz Super Camp ini sudah berlangsung tiga periode, dua periode digelar Griya Quran El-Kamil Lampung. Kepala SMA IT Daarul Ilmi Bandar Lampung Denny Harnova mengatakan, Periode perdana langsung dibimbing Griya Quran El-Kamil dengan mabit 10 hari. Sedangkan periode kedua digelar pihak sekolah tanpa mabit. Periode ketiga ini kembali dibimbing Griya Quran El-Kamil dengan mabit 10 hari.
“Tahfidz Super Camp ini diikuti kelas 10 dan 11 dengan jumlah 33 peserta, dan bimbing lagi Griya Quran El-Kamil. Selama mabit peserta kegiatannya menghafal mulai pukul tiga sampai 10 malam atau lebih,” kata Denny Harnova.
Ia mengatakan peserta mabit Tahfidz Super Camp tersebut beragam latar belakang. Para siswa/siswi kelas 10 dan 11 ada yang sama sekali nol hafalan. Ada juga peserta yang sudah menyimpan hafalan beberapa juz untuk ditambah lagi. Bagi yang sama sekali nol hafalan belum sampai satu juz, pembimbing terus membangkitkan atau mendongkrak agar mampu menghafal Alquran meski satu juz dalam 10 hari.
Tahfidz Super Camp tersebut mampu mencetak 33 siswa siswi kelas 10 dan 11 penghafal Alquran mulai dari dua juz hingga 26 juz. Dalam enam bulan ke depan, SMAIT Daarul Ilmi optimistis dapat mencetak siswa penghafal Alquran 30 juz. “Kami pihak sekolah hanya memfasilitasi program tersebut, agar nantinya kami-kami di sekolah dan memberi andil kepada mereka yang hafal Alquran hingga ke surga nanti,” kata Denny
Pemimpin Griya Quran El-Kamil Lampung Jumadi Ilyas Alhafidz mengatakan, semangat para siswa-siswi mengikuti mabit 10 hari menghafal Alquran sejak bangun pukul 03.00 untuk Shalat Tahajud, Shalat Subuh, hingga pukul 10 atau 11 malam sangat diapresiasi.
Kepada para siswa/siswi, ia berharap untuk menjaga hafalan Alquran yang telah didapatnya setelah program tersebut di rumah. Menurut dia, bagi penghafal Alquran hendaknya tidak melepaskan murojaah setiap hari. “Tilawah atau murojaah tidak bisa lepas setiap harinya, minimal dua juz per hari,” katanya.
Untuk menjaga agar hafalan Alquran tidak hilang dan lepas, Jumadi memberikan tips yakni terus melakukan murojaah atau tilawah dengan membagi waktunya sebaik mungkin. Kalau biasanya semua orang hafal surat Alfatehah, begitu juga hafalan yang diperoleh sama nantinya seperti surat Alfatehah yang dibaca setiap hari minimal 17 kali.