Rabu 05 Dec 2018 20:14 WIB

Kejahatan Siber Jadi Pemicu Keributan di Dunia Nyata

Di suatu negara di Asia, sekitar 1,3 juta data pemilih berhasil dicuri.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Budi Raharjo
Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Djoko Setiadi (Kedua dari Kanan) menghadiri konferensi Cyber Security Indonesia di Senayan, Rabu (5/12).
Foto: Republika/Muhammad Ikhwanuddin
Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Djoko Setiadi (Kedua dari Kanan) menghadiri konferensi Cyber Security Indonesia di Senayan, Rabu (5/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kejahatan di dunia maya atau dapat disebut dengan cybercrime dianggap menjadi salah satu penyebab terjadinya kericuhan di dunia nyata. Hal tersebut, ditengarai menjadi konsekuensi era teknologi yang semakin pesat.

Kepala Badan Siber dan Sandi Negara, Djoko Setiadi menyampaikan, serangan siber merupakan suatu keniscayaan seiring berkembangnya teknologi informasi. Di sisi lain, menurutnya, serangan siber disinyalir menjadi kambing hitam perselisihan jika disalahgunakan.

"Satu hal yg tidak dapat dihindari serangan siber merupakan awal mula munculnya pergolakan di dunia nyata," kata Djoko dalam pidato pembukaan konferensi Cyber Security Indonesia di Jakarta, Rabu (5/12).

Sebagai bentuk tanggung jawab bagi pengguna dunia siber, Djoko mengimbau kepada warganet untuk belajar dari kasus beberapa negara yang sempat bergejolak akibat serangan siber.

Ia mengambil contoh pada kejadian krisis ekonomi yang menimpa negara-negara di Eropa. Menurutnya, krisis yang dialami benua biru itu disebabkan oleh serangan siber terhadap pemangku kebijakan yang menangani bidang ekonomi.

Contoh yang lain, lanjutnya, adalah pencurian uang yang dialami oleh Bank Dunia beberapa waktu lalu sehingga menimbulkan kerugian besar.

"Kejadian lain, terdapat pada pemilu di suatu negara di Asia, di mana sekitar 1,3 juta data pemilih berhasil dicuri,"ujarnya.

Karena hal tersebut, ia meminta seluruh pengguna internet untuk menggunakan medium daring sesuai dengan peraturan dan mengedepankan keamanan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement