Kamis 06 Dec 2018 05:55 WIB

Prabowo Marah ke Media Massa, Gerindra: Ekspresi Kekecewaan

Gerindra menilai Prabowo merasa media massa telah tidak adil.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Bayu Hermawan
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, pernyataan Prabowo Subianto yang menyebut media sebagai antek orang-orang yang menghancurkan Indonesia, bentuk ekspresi yang wajar. Hal itu karena calon presiden nomor urut 2 itu merasa media massa telah tidak adil.

"Saya kira ini bentuk kekecewaan Pak Prabowo yang diungkapkan kepada kawan-kawan (jurnalis) oleh beliau. Karena beliau banyak sekali mendapat keluhan seolah-olah kok kegiatan begitu gede kok (Reuni 212) beritanya cuma begina-begini doang," kata Muzani di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (5/12).

Wakil ketua MPR tersebut pun memaklumi dalam menyiarkan  pemberitaan, media terkadang memiliki keterbatasan. Salah satu keterbatasan yang dimaksud adalah keterbatasan yang menyangkut hal-hal teknis. Namun ada juga yang disebabkan non teknis. Adanya keterbatasan itulah yang  menurutnya terkadang menimbulkan perasaan tidak adil.

"Tidak adil itu peristiwa segitu hanya diberitakan segitu-gitu aja. Misalnya banyak orang yang merasakan seperti itu. Itu sekali lagi bisa disebabkan oleh persoalan teknis. Kalau persoalannya teknis saya kira kita bisa paham," jelasnya.

Sebelumnya Prabowo Subianto mengungkapkan kekesalannya terhadap sejumlah media yang dianggap tidak objektif dalam pemberitaan peristiwa reuni 212 Ahad (2/12) lalu. Kekesalannya tersebut disampaikan langsung Prabowo di depan peserta peringatan Hari Disabilitas Internasional yang digelar di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (5/12). Usai acara tersebut, Prabowo memilih menghindar dari media.

"Kamu dari mana?," kata Prabowo kepada salah satu wartawan televisi sebelum dirinya pergi.

Para awak media pun mengejar Prabowo hingga ke pintu keluar hotel. Prabowo sempat berhenti meladeni sejumlah pertanyaan, namun akhirnya ia kembali melanjutkan langkahnya ketika para jurnalis kembali mengajukan pertanyaan.

"Kebebasan pers itu harus objektif memberi tahu apa adanya," ucapnya.

Prabowo mengaku kecewa dengan sejumlah media yang dianggap tidak memberitakan jumlah massa yang hadir pada acara reuni 212 secara objektif. Prabowo menyebut ada upaya memanipulasi demokrasi yang dilakukan media.

"Sudah saatnya kita bicara apa adanya, Yang benar, benar yang salah ya salah.  Mereka mau mengatakan yang 11 juta hanya 15 ribu, bahkan ada yang kalau lebih dari 1.000 dia nantang minta, terserah deh apa yang dia minta," kata Prabowo sindir pernyataan salah satu politikus Partai Golkar Nusron Wahid.

Prabowo juga mengaku tidak lagi percaya dengan media mainstream. Bahkan Prabowo mengaku membaca koran hanya untuk melihat kebohongan demi kebohongan apa yang dicetak setiap harinya.

"Saya katakan, hey jurnalis-jurnalis, kalian tidak berhak sandang sebagai jurnalis. Saya katakan mulai sekarang jangan lagi hormati mereka karena mereka semua antek," ucapnya diikuti sorakan peserta yang dihadiri mayoritas oleh penyandang disabilitas.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement