REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sastrawan Akmal Nasery Basral merilis novel terbarunya yang berjudul Dilarang Bercanda dengan Kenangan. Peluncuran karya ke-14 itu dilakukan di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia, Depok.
Peluncuran novel ini dirangkai dalam sebuah acara Peluncuran dan Bedah Novel dengan pembahas Ibnu Wahyudi (dosen FIB UI) dan Ana Mustamin (Pemimpin Redaksi Majalah MAJAS), pada Kamis (6/12). Acara tersebut dibawakan oleh moderator yang merupakan Redaktur Pelaksana Republika Online, Elba Damhuri. "Ini novel pertama saya untuk genre romance," ujar Akmal, dalam keterangan rilis yang diterima Republika.co.id, Kamis (6/12).
Novel terbaru Akmal ini berkisah tentang pengalaman seorang mahasiswa Indonesia alumni IPB bernama Johansyah Ibrahim, yang sedang memperdalam ilmu komunikasi dan media di University of Leeds, Inggris. Di kampus itu, ia bertemu lagi dengan 'cinta masa kecilnya' dan pada saat yang berbarengan dengan 'cinta masa depannya'.
Tarik menarik pesona kedua wanita itu membuat Jo, nama panggilannya, mengalami sejumlah peristiwa yang mempertajam pemahaman dan wawasannya tentang arti hidup, karir, cinta dan rumah tangga. Novel ini mengambil setting lokasi di sejumlah kota, di antaranya Leeds, London, Jakarta, Banda Aceh, Kaimana/Papua, Madinah dan Makkah.
Novel ini juga mendapat latar belakang paruh kedua era 90-an di Tanah Air, khususnya saat Krisis Moneter 1997 dan Reformasi Mei 1998. Sementara background sosial-politik di novel ini dipengaruhi oleh pengalaman Akmal sebagai wartawan dua majalah berita selama 16 tahun (1994-2010), selain latar belakang pendidikan Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Indonesia.
Direktur Republika Penerbit yang menerbitkan novel ini, Syahruddin El Fikri, mengatakan ide pada tulisan novel ini segar dengan penyampaian story telling yang menarik. Karena alur cerita tak hanya berkisah tentang rasa cinta dalam dimensi personal yang lazim dialami manusia, melainkan juga tentang rasa cinta dalam dimensi sosial dan kultural.
"Karena novel ini memberikan banyak subplot yang membuat pembaca merenungkan di mana posisi identitasnya dalam konteks sosial baik nasional maupun internasional," kata Syahruddin.
Novel Dilarang Bercanda dengan Kenangan ini tersedia di toko buku di seluruh Indonesia mulai 10 Desember mendatang. Akmal sebelumnya juga dikenal sebagai penulis novel sejarah seperti Nagabonar Jadi 2 (2007), Sang Pencerah (2010) tentang KH Ahmad Dahlan, Presiden Prawiranegara (2011) tentang Mr Sjafruddin Prawiranegara, dan Tadarus Cinta Buya Pujangga (2013) tentang Buya Hamka.