REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Nama manajer Persekam Metro FC Bambang Suryo (BS) masih menjadi tren setelah mengungkapkan mafia sepak bola dalam salah satu acara di stasiun televisi swasta. Namun sayangnya, misi memberantas mafia sepak bola harus ternodai saat isu keterlibatannya di Liga 3 Indonesia.
Sebelumnya, pelatih kepala PS Ngada, Kletus Marselinus Gabhe, mengungkapkan, BS menawarkan bantuan bahwa timnya dan Persekam Metro FC bisa lolos ke babak 16 Besar Liga 3. Syaratnya, Kletus harus patungan uang dengan BS sebesar Rp 100 juta. Besaran uang yang ditolak Kletus ini harus disetor ke salah satu pengurus PSSI.
Mengetahui pencatutan ini, BS tidak ingin berkomentar lebih jauh. Isu itu tidak akan memberikan pengaruh terhadap misi memerangi pengaturan skor yang dilakukannya saat ini.
"Saya mulai 2015 sudah tidak mau bermain karena saya membongkar sejak 2015. Beliau, Pak Agusto (Ketua Umum Askab PSSI Kabupaten Malang) adalah orang satu-satunya yang men-support saya untuk memberantas match fixing itu," ujar BS saat ditemui wartawan di Warung Ayam Geprek Sambal Bawang, di Jalan Surabaya 1A, Kota Malang, awal pekan ini.
BS menegaskan, tidak ada maksud lain dari tindakannya selama ini selain memerangi pengaturan skor. Terlebih kasus ini melibatkan beberapa oknum yang masuk dalam pengurusan PSSI. Untuk itu, ia tak ingin berpolemik lebih lanjut terkait pencatutan nama dirinya dalam pengaturan skor Liga 3 Indonesia.
Saat ditanyai hendak menuntut atau tidak, BS belum memberikan kepastian. "Kita lihat nanti. Saya selesaikan dulu step by step dulu," jelasnya.