REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pengamat terorisme dari Universitas Malikussaleh Aceh, Al Chaidar, menilai bahwa aksi pembunuhan terhadap 19 orang pekerja jalan Trans-Papua di Kabupaten Nduga, Papua merupakan bentuk aksi terorisme nyata. Chaidar memandang bahwa apa yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pantas disebut aksi teror, apalagi korbannya adakah warga sipil.
"Itu memang terorisme, bentuk terorisme, dan OPM (Organisasi Papua Merdeka) itu sudah melakukan tindakan seperti itu. Sebenarnya sudah sejak dari dulu saya sebut juga terorisme, karena mereka sudah menyandra orang dengan tujuan-tujuan politik, dan sekarang malah membunuh," kata Al Chaidar, Kamis (6/12).
Chaidar menambahkan, tujuan politik yang dijalankan oleh KKB adalah bentuk kemerdekaan dan separatisme. Sebetulnya, menurut Chaidar, upaya mewujudkan tujuan KKB itu pun bisa dilakukan dengan cara-cara tanpa melakukan aksi pembunuhan dan aksi kejahatan terhadap warga sipil.
"Kalau misalnya sama tentara mungkin bisa dianggap perang karena sama-sama bersenjata, tapi kalau sama sipil itu sudah bentuk terorisme," ujarnya.
Chaidar mengutuk aksi OPM dan KKB sebagai bentuk terorisme yang nyata. Ia mendesak pemerintah dapat mengambil langkah tegas sehingga persoalan ini bisa diatasi.
"Harus ditangani, itu bentuk terorisme Tamkin, terorisme teritorial yang sudah menguasai daerah tertentu dan tidak berpindah hanya menetap di situ. Terorisme Tamkin hanya bisa diatasi oleh TNI atau pasukan militer lainnya," katanya.