REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Duta Besar Israel untuk PBB Danny Danon menyebut negara-negara Arab tidak ingin mendukung Hamas. Hal itu ia lihat setelah rancangan resolusi Amerika Serikat (AS) yang mengecam Hamas gagal diadopsi Majelis Umum PBB.
Menurut Danon, gugurnya rancangan resolusi AS terkait Hamas bukanlah sebuah kegagalan total. Sepekan terakhir, hampir seluruh negara anggota PBB membicarakan tentang kecaman terhadap Hamas.
"Sejauh yang kami ketahui diskusi itu penting dan hasilnya sangat mengesankan, dengan 87 negara mendukung resolusi dan 33 abstain, yang berarti bahwa ada mayoritas di PBB yang menentang Hamas," kata Danon seperti dikutip laman Israel National News, Jumat (7/12).
Baca juga, AS Kalah di Sidang PBB, Hamas Berterima Kasih.
Kendati rancangan resolusi tidak diadopsi, Hamas telah menerima kecaman yang signifikan dari berbagai negara di dunia. Ia bahkan mengatakan, negara-negara Arab dipaksa menentang rancangan resolusi AS karena alasan politik.
"Ini adalah pencapaian yang signifikan," ujar Danon. "Di PBB ketika ada perjuangan melawan Israel, karena kami sangat akrab dengan sifat hubungan antara kedua belah pihak. Karena itu, bahkan negara-negara Arab tidak ingin mendukung Hamas," kata Danon.
AS telah mengajukan rancangan resolusi yang mengecam tindakan kekerasan Hamas terhadap Israel. Rancangan tersebut mendapatkan dukungan dari 87 negara. Sedangkan 57 negara lainnya menentang atau menolak dan 33 lainnya memilih abstain.
Kendati mayoritas negara mendukung, tapi sebuah rancangan resolusi membutuhkan dua pertiga suara dukungan untuk diadopsi. Hasil pemungutan suara gagal melampaui ambang yang dibutuhkan.
Hamas mengatakan gagalnya rancangan resolusi AS di PBB merupakan pukulan bagi Washington. "Resolusi itu adalah kegagalan serius untuk kebijakan intimidasi dari pemerintanan (Donald) Trump yang diadopsi di kawasan itu," kata Hamas dalam sebuah pernyataan.