Sabtu 08 Dec 2018 05:20 WIB

Penyebab Perkembangan Bank Syariah di Indonesia Lambat

Pangsa pasar perbankan syariah Indonesia jauh tertinggal dari Malaysia dan Arab Saudi

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Perbankan Syariah
Perbankan Syariah

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pangsa pasar (market share) perbankan syariah di Indonesia dinilai masih kecil bila dibandingkan dengan negara mayoritas Muslim lainnya. Saat ini pangsa pasar perbankan syariah Indonesia baru sekitar 5,7 persen.

Sementara pangsa pasar perbankan syariah Malaysia sudah sebesar 23,8 persen. Bahkan Arab Saudi mencapai 51,1 persen.

Chairman Indonesia Halal Lifestyle Center Sapta Nirwandar menyebutkan, ada beberapa hambatan yang membuat bank syariah lambat berkembang di Tanah Air. Di antaranya belum selarasnya visi dan koordinasi antarpemerintah dan otoritas.

"Kemudian, perbankan syariah belum memiliki modal yang memadai," ujarnya kepada wartawan di Bogor, Jumat (7/12).

Selain itu, ungkap Sapta, struktur pendanaan bank syariah masih mengandalkan pembiayaan dari dana mahal sehingga tidak efisien. Menurutnya, produk bank syariah pun masih tidak variatif. Dengan begitu tidak menarik bagi masyarakat.

"Sumber daya manusia dan teknologi informasi perbankan syariah. Sangat berbeda dengan konvensional," kata Sapta.

Lebih lanjut, Sapta menuturkan, pengaturan dan pengawasan bank syariah juga masih belum optimal. Ditambah pemahaman sekaligus kesadaran masyarakat yang masih kurang terhadap perbankan syariah.

"Jadi bukan sepenuhnya salah bank syariah. Hal itu karena masyarakat memang masih cuek. Dengan begitu perlu awareness dan edukasi ke masyarakat," ujarnya.

Ia meyakini, bila regulasi sudah serius. Lalu ditambah kesadaran masyarakat yang meningkat, maka perbankan syariah pasti bisa semakin berkembang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement