Sabtu 08 Dec 2018 08:34 WIB

Panen Pedet Bukti Peternakan di NTB Pulih Pasca Gempa

Sapi lahir berkat Upsus Siwab di NTB mencapai 50,381 ekor dari target 47.600 ekor

Red: EH Ismail
Panen Pedet di Banyumulek - Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (6/12).
Panen Pedet di Banyumulek - Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (6/12).

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK -- Nusa Tenggara Barat mulai bangkit kembali untuk memulihkan perekonomiannya setelah pasca bencana gempa bumi beberapa bulan yang lalu, termasuk di sub sektor peternakan. Panen pedet di NTB merupakan bukti mulai bergeraknya ekonomi masyarakat di sub sektor peternakan.

"Terlihat peternak bersemangat dalam acara panen pedet setelah beberapa waktu lalu terkena bencana gempa bumi,” kata Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Sugiono yang mewakili Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Perttanian saat menghadiri Acara Panen Pedet di Banyumulek - Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (6/12).

Sugiono tidak mengira, jika sapi yang lahir berkat Upsus Siwab di NTB mencapai 50,381 ekor atau 105,84 % dari target 47.600 ekor. "Ini capaian luar biasa, dan semangat peternak NTB untuk bangkit kembali dan beternak pasca gempa patut kita apresiasi,” ujar Sugiono dihadapan para peternak, Wakil Gubernur Propinsi Nusa Tenggara Barat, Bupati Kabupaten Lombok Barat, Para Kepala Dinas kabupaten/kota yang Membidangi Fungsi Peternakan dan Keswan  se-Propinsi NTB dan Tokoh Masyarakat.

Berdasarkan data ISIKHNAS, capaian kegiatan Upaya Khusus Sapi Wajib Bunting (Upsus Siwab) Provinsi NTB dari 1 Januari sampai dengan Desember tahun ini telah mencapai pelayanan IB sebesar 114.480 ekor atau 134,68% dari target 85.000 ekor. "Ini capaian ini luar biasa, mengingat NTB sebagai daerah ekstensif IB dan ini menjadi bukti nyata keberhasilannya dapat kita lihat pada panen pedet hari ini”, kata Sugiono. “Saya ucapkan terima kasih kerja keras seluruh stakeholder yang telah bekerja keras di lapangan”, tambahnya.

Sugiono menuturkan, Kementan sempat khawatir saat terjadi gempa di NTB, mengingat provinsi ini termasuk salah satu lumbung ternak nasional. Saat terjadi gempa di NTB menurutnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman langsung menginstruksikan ke Dirjen PKH untuk melakukan aksi cepat peduli gempa di NTB.

"Tim kami waktu itu langsung turun ke lapangan secara bergantian untuk membantu penyelamatan ternak dan membantu puluhan Kelompok Tani Ternak (KTT) menangani ternaknya, serta menggalang dana bantuan dari beberapa stakeholder terkait,” kata Sugiono.

Sugiono menjelaskan, NTB merupakan provinsi yang mempunyai peran strategis dalam pembangunan peternakan. Berdasarkan data BPS Tahun 2017, populasi sapi potong di Propvinsi NTB sebanyak 1.193.249 ekor merupakan 4 provinsi terbesar di Indonesia. Populasi kerbau sebanyak 119.265 ekor (3 propinsi terbesar), kambing sebanyak 678.769 ekor (9 propinsi terbesar), kuda sebanyak 49.559 ekor (2 propinsi terbesar) dan ayam buras sebanyak 8.385.236 ekor (10 propinsi terbesar).

Ia berpendapat, jika sub sektor basis yang mempunyai keunggulan komparatif ini dikembangkan dan dikelola dengan baik, maka akan mampu menjadi pendorong dan menjadi pengerak roda perekonomian di NTB.

"Saya yakin jika semangat beternak ini terus dikembangkan, NTB akan mampu memenuhi kebutuhan pangan asal ternak (gizi) untuk masyarakatnya sendiri dan nantinya dapat berkembang sebagai daerah penyangga kebutuhan pangan asal ternak nasional. Untuk mendukung pembangunan peternakan di provinsi NTB, pada 2018 Kementan telah meluncurkan paket-paket program Pro Peternak, antara lain: UPSUS SIWAB, program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (BEKERJA) dan penambahan indukan impor,” jelasnya.

Untuk mendukung peningkatan populasi sapi di Propinsi NTB, Ditjen PKH Kementan juga akan menambah indukan impor sebanyak  455 ekor. “Semoga fasilitasi ini mampu menjadi trigger dan penyemangat bagi pemerintah daerah dalam mewujudkan NTB sebagai sentra basis sapi potong di Indonesia,” ucap Sugiono.

Ia menambahkan, untuk kegiatan #Bekerja di NTB akan difasilitasi paket bantuan ayam sebanyak 658.650 ekor yang distribusikan kepada 13.173 RTM di Kabupaten Lombok Tengah. Sugiono berharap, fasilitasi kegiatan ini dapat terus dikembangkan dan dimonitor  bersama-sama oleh seluruh pihak terkait, sehingga keberlanjutan kegiatan ini dapat terjamin dan terlaksana dengan baik, untuk mewujudkan  peningkatan gizi dan pengentasan kemiskinan di Indonesia.

Sugiono juga berharap acara Panen Pedet 2018 di NTB kali ini memberi motivasi kepada peternak agar ternaknya terus bertambah, sehingga NTB ke depan bukan lagi bangkit tapi berlari menuju NTB Gemilang.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement