REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Wakil Ketua Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Ikhwanul Kiram Mashuri menjelaskan, selama menuntut ilmu di Timur Tengah, tidak pernah dia temui ada seorang mahasiswa atau pelajar Indonesia yang sengaja mengikuti kelompok garis keras. Hal ini tentu menyadarkan, bahwa Timur Tengah dapat terus menjadi destinasi pendidikan yang baik bagi pelajar Indonesia.
Dia juga mengganggap, selama ini para alumni Timur Tengah, yang kebanyakan menganut pemikiran wasatiyah, jarang ditemui keberadaannya. Mengingat kurangnya eksistensi para alumni dalam berdakwah, baik secara langsung maupun melalui media mainstream.
“Panggung dakwah itu tidak dikuasai oleh kita, dan justru dikuasai oleh ulama nonwasatiyah. Kenapa? Karena kita ini tidak terorganisir. Berbeda dengan kelompok garis keras yang sangat terorganisir peredarannya,” kata Ikhwanul.
Maka Ikhwanul Kiram meminta alumni Timur Tengah harus berdakwah dengan konsep yang matang dan teroganisir. Bukan dengan cara sendiri-sendiri.
Ihkawnul Kiram menyampaikan itu di acara seminar kebangsaan dengan tema "Peran Alumni Timur Tengah dalam Meneguhkan Oslam Berwawasan Kebangsaan", di Pesantren Al-Hikam, pada Sabtu (8/12), di Depok, Jawa Barat. Seminar ini menghadirkan tiga narasumber yang juga merupakan alumni universitas ternama di Timur Tengah.