REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku berhasil melakukan penukaran uang lusuh maupun layak edar sebanyak Rp 3,47 miliar melalui tim ekspedisi kas keliling pulau-pulau tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) jilid III tahun 2018. Penukaran uang dilakukan di empat lokasi di Maluku.
"Kami melakukan penukaran uang lusuh maupun layak edar dengan uang yang baru emisi 2016 kepada masyarakat maupun dunia perbankan yang ada di pulau-pulau 3T yang ada di wilayah Maluku yakni di Kabupaten Seram Bagian Timur dan Kabupaten FakFak, Provinsi Papua Barat, yang dilaksanakan sejak tanggal 1-7 Desember 2018," kata Ketua Tim ekspedisi kas keliling jilid IIII tahun 2018 Hujianto di Ambon, Maluku, Sabtu (8/12).
BI menyiapkan uang Rp 3,6 miliar untuk program tersebut. Uang yang dibawa dalam beberapa pecahan rupiah emisi 2016.
Hujianto mengatakan ada empat daerah di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) yang dikunjungi yakni Pulau Geser, Pulau Panjang, Pulau Manawoko, dan Pulau Gorom. Sedangkan di Kabupaten FakFak, Provinsi Papua Barat yakni Pulau Karas, kota FakFak, dan Pulau Rumbati.
"Sebenarnya ada delapan titik atau pulau yang kami rencana untuk menyinggahi guna melaksanakan penukaran uang yakni Pulau Weri di Kabupaten FakFak, Papua Barat, namun tidak sempat disinggahi," ujarnya.
Baca juga, BI Malut Musnahkan Uang Lusuh Rp 400 Miliar
Ekspedisi kas keliling pulau 3T ini merupakan bagian dari program nasional BI atas kerja sama antara Kantor Bank Indonesia Pusat dengan TNI-AL terkait transportasi yakni pemanfaatan kapal perang. Kerja sama ini akan terus berlanjut hingga tahun 2021 yang akan datang.
Program ini, lanjutnya, dikhususkan untuk daerah yang belum terjangkau oleh layanan perbankan, terutama memenuhi kriteria Terluar, Terpencil, maupun Tertinggal (3T). Program BI itu memastikan bahwa rupiah beredar di seluruh Indonesia dalam jumlah cukup, pecahan yang sesuai, dan kondisi layak edar.
Hujianto menambahkan kegiatan ekspedisi BI jilid III itu juga melaksanakan sosialisasi dan program sosial Bank Indonesia, di samping pengobatan gratis. Dia menjelaskan kegiatan sosialisasi difokuskan pada pengenalan uang baru layak edar, serta ciri-ciri keaslian uang rupiah emisi 2016. Karena itu dengan dikeluarkannya 11 pecahan emisi 2016 yang terdiri dari tujuh pecahan uang kertas dan empat pecahan uang logam, BI perlu memastikan bahwa informasi terkait ciri keaslian uang tersebut diketahui oleh masyarakat Indonesia.
Baca juga, Menerjang Gelombang Gemakan Rupiah