Senin 10 Dec 2018 08:46 WIB

Senator AS: Pembunuh Naik Pesawat Sewaan, MBS Pasti Tahu

Pembantu dekat Trump disebut berkomunikasi intensif dengan

Rep: Marniati/ Red: Teguh Firmansyah
Gambar diambil dari video CCTV yang diperoleh oleh penyiar Turki TRT World  pada Ahad (21/10/ 2018), konon menunjukkan wartawan Saudi Jamal Khashoggi memasuki konsulat Saudi di Istanbul, Selasa, (2/10/2018) .
Foto: CCTV / TRT Dunia melalui AP
Gambar diambil dari video CCTV yang diperoleh oleh penyiar Turki TRT World pada Ahad (21/10/ 2018), konon menunjukkan wartawan Saudi Jamal Khashoggi memasuki konsulat Saudi di Istanbul, Selasa, (2/10/2018) .

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang senator partai Republik, Marco Rubio mengecam tindakan Gedung Putih dalam menanggapi kasus kematian Jamal Khashoggi

Kecaman ini disampaikan setelah adanya laporan bahwa Jared Kushner, penasehat presiden,  melakukan komunikasi intens dengan putra mahkota Saudi Muhammad bin Salman (MBS) setelah Khashoggi dinyatakan hilang di konsulat Saudi di Istanbul.

Pada Sabtu, New York Times melaporkan Kushner, melakukan banyak panggilan telepon informal dengan MBS setelah kematian Khashoggi pada 2 Oktober lalu.

Pemerintah hanya mengakui satu panggilan telepon kepada MBS yakni pada 9 Oktober atau sepekan setelah Khashoggi dinyatakan hilang. Kushner melakukan panggilan telepon bersama dengan penasihat keamanan nasional John Bolton.

Laporan Times mengutip para pejabat AS dan seorang pejabat Saudi. Times mengatakan bahwa Kushner dan MBS berkomunikasi dengan intens secara informal.

"Kushner telah memberikan nasihat kepada putra mahkota tentang bagaimana cara mengatasi masalah ini, mendesaknya untuk menyelesaikan konfliknya di seluruh wilayah dan cara menghadapi situasi ini," kata seorang sumber dari Saudi.

Baca juga, Erdogan: Pembunuhan Khashoggi Direncanakan dan Brutal.

Senator Marco Rubio yang juga anggota komite hubungan luar negeri Senat mengatakan untuk sebuah negara seperti Arab Saudi maka sangat tidak mungkin seorang pemimpinnya tidak mengetahui kasus pembunuhan Khashoggi.

"Intinya adalah bahwa tidak ada cara bahwa 17 orang yang dekat dengan [Pangeran Muhammad] mendapat pesawat sewaan, terbang ke negara ketiga, pergi ke konsulat, membunuh dan memutilasi seorang pria dan terbang kembali, namun dia tidak tahu tentang itu, apalagi mengklaim tidak memerintahkannya," ujar Rubio saat berbicara kepada CNN State of the Union pada Ahad (9/12).

Rubio mendukung resolusi Senat  soal kasus Khashoggi. Resolusi itu mengatakan  MBS terlibat dalam pembunuhan Khashoggi dan harus bertanggung jawab. Ia juga mengatakan MBS telah berkontribusi pada krisis kemanusiaan di Yaman, blokade Qatar dan pemenjaraan serta penyiksaan para  aktivis.

Rubio mengaitkan perilaku  tersebut dengan nilai-nilai nasional AS.  "Ini adalah putra mahkota yang merupakan individu nekat. Dia akan terus menguji batas-batas kesabaran dunia internasional dan juga AS," katanya.

Dalam sebuah wawancara dengan Atlantik yang diterbitkan pada  Jumat, duta besar AS untuk PBB , Nikki Haley mengatakan AS tidak akan memberikan "celah" kepada Saudi.

Menurut Haley MBS secara teknis harus bertanggung jawab atas kasus Khashoggi karena pemerintahannya terlibat dalam masalah ini.  Dia menambahkan bahwa pemerintah  perlu memutuskan langkah apa yang akan diambil dalam menanggapi kasus ini.

Khashoggi, seorang wartawan dan kritikus rezim Saudi, adalah kolumnis Washington Post. Dia terakhir terlihat memasuki konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober. Tubuhnya diyakini telah dimutilasi.

Donald Trump dan para pembantunya dengan tegas menolak untuk mengatakan bahwa MBS bertanggung jawab atas kematian Khashoggi. Gedung Putih telah memberi sanksi terhadap 17 orang Saudi yang dianggap terlibat.

MBS adalah penguasa de facto Arab Saudi. Pemerintahnya telah memberikan penjelasan yang kontradiktif untuk kematian Khashoggi dan menyangkal bahwa MBS mengetahui rencana pembunuhan itu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement