Senin 10 Dec 2018 14:52 WIB

Macron Puji Aparat Prancis Tangani Demonstrasi Rompi Kuning

Sikap Macron yang cenderung mendiamkan demonstran dikritik.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Demonstran rompi kuning Prancis.
Foto: AP
Demonstran rompi kuning Prancis.

REPUBLIKA.CO.ID  PARIS -- Presiden Prancis Emmanuel Macron akhirnya buka suara perihal aksi demonstrasi rompi kuning yang telah menjalar di negaranya. Ia memberi penghormatan pada aparat kepolisian yang telah berusaha menjaga keamanan di seluruh kota di Prancis.

"Untuk semua pasukan keamanan yang dikerahkan hari ini, terima kasih atas keberanian dan profesionalisme luar biasa yang telah kalian tunjukan," kata Macron melalui akun Twitter pribadinya pada Ahad (9/12).

Menurut keterangan yang disampaikan juru bicaranya, Macron dijadwalkan memberikan pidato pekan ini. Pidatonya memang telah ditunggu-tunggu setelah situasi keamanan di Prancis bergejolak akibat gelombang demonstrasi rompi kuning.

Sejak November masyarakat Prancis telah melakukan aksi demonstrasi memprotes kenaikan pajak dan harga bahan bakar. Aksi tersebut kian meluas dan menjalar ke seluruh daerah di negara tersebut.

Baca juga, Demonstran Rompi Kuning: Ada Ketidakadilan Sosial di Prancis.

Massa tak hanya menyuarakan protes, tapi turut menyerang dan menjarah toko-toko. Paris menjadi kota yang paling parah terimbas aksi tersebut.

Sedikitnya 1.220 demonstran telah ditangkap oleh kepolisian Prancis. Mereka berasal dari sejumlah kota, antara lain Lyon, Marseilles, Bordeaux, Paris, dan lainnya.

Selama kerusuhan berlangsung, Macron sama sekali tak memberikan pernyataan apa pun. Hal tersebut sempat diprotes oleh sejumlah pejabat, satu di antaranya adalah Wali Kota Saint-Etienne Gael Perdriau.

Menurutnya, kegagalan Macron untuk berbicara telah menyulut kebencian di kalangan demonstran. "Kebisuan ini menjadi penghinaan bagi bangsa," ujar Perdriau, dikutip laman the Independent.

Ia mengatakan Macron memiliki tanggung jawab langsung atas gejolak yang sedang dihadapi Prancis. "Dia tidak bisa tetap tertutup di (Istana) Elysee," kata Perdriau.

Perdana Menteri Prancis Edouard Philippe telah berjanji bahwa Macron akan mengatasi kekhawatiran para demonstran. "Dialog telah dimulai dan harus dilanjutkan. Presiden akan berbicara dan akan mengusulkan langkah-langkah yang memberi porsi dialog ini," ujarnya.

Menurut Menteri Keuangan Prancis, aksi demonstran rompi kuning merupakan bencana bagi perekonomian Prancis. Ia mengatakan Prancis harus siap menghadapi perlamabatan pertumbuhan ekonomi menjelang akhir tahun 2018.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement