Senin 10 Dec 2018 15:05 WIB

Kuartal III, Sentul City Raih Marketing Sales Rp 813 Miliar

Manajemen optimistis tahun ini bisa meraih marketing sales di atas Rp 1 triliun.

Paparan publik manajemen PT Sentul City Tbk.
Foto: Sentul City
Paparan publik manajemen PT Sentul City Tbk.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- PT Sentul City Tbk berhasil mencetak kinerja positif sepanjang Januari-September 2018. Perusahaan meraih Pendapatan Bersih (tidak audit) sebesar Rp 801,165 miliar.

Pendapatan meningkat 12,03 persen dari Rp 715,122 miliar pada periode yang sama 2017. Sementara laba kotor yang diraih sebesar Rp 507,463 miliar, meningkat 50,10 persen dari Rp 338,092 miliar pada periode yang sama 2017.

Kinerja keuangan kuartal III 2018 itu dipaparkan manajemen Sentul City saat public ekspos di Sentul City di Bogor, Senin (10/12). "Hingga kuartal III, BKSL berhasil meraih marketing sales sebesar Rp 813  miliar," ujar Presiden Direktur PT Sentul City Tbk David Partono. "Tahun 2018, BKSL menargetkan marketing sales Rp 1,5 triliun."

David menjelaskan block sales yang direncanakan diraih pada 2018 mundur sehingga memengaruhi pencapaian marketing sales 2018. Namun manajemen optimistis tahun 2018 bisa meraih marketing sales di atas Rp 1 triliun.

Untuk 2019, manajemen menargetkan marketing sales tumbuh 15 persen sampai 20 persen. "Namun jika block sales bisa kami raih di tahun 2019, maka marketing sales bisa jauh meningkat,” ujar David menjelaskan.

Pada 2019 Sentul City belum memiliki produk baru. Perseroan masih fokus menghabiskan produk lama seperti Saffron Noble Residence, Opus Park, Green Mountain, Spring Mountain, dan lainnya. Rasio penjualan di tahun 2019 untuk landed (rumah tapak) 50 persen, high rise 30 persen, dan block sales 20 persen.

“Karena situasi ekonomi yang belum kondusif, ditambah adanya pemilihan presiden pada 2019, kami akan konservatif dan melangkah dengan hati-hati di tahun 2019," ujar David. "Kami perkirakan setelah pemilu presiden, pasar properti kembali bergairah.

Tahun depan, BKSL akan menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 500 miliar. Selain David, hadir dalam paparan publik itu Ricky Kinanto Teh (direktur), Rickey Mabbun Leuterio (direktur), dan Kelvin Octavianus (associate director sales & marketing).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement