REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil ( Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Zudan Arif Fakrulloh memastikan, adanya temuan ribuan Kartu Tanda Penduduk elektronik (KTP-el) di Duren Sawit serta sejumlah kasus sejenis tidak terkait dengan Pemilu. Zudan juga memastikan tidak ada kebocoran data.
"Semua ini murni tindak pidana dan tidak terkait kepemiluan," ujar Zudan di Mabes Polri, Jakarta, Senin (10/12).
Zudan juga memastikan tidak ada kebocoran data dukcapil. Ada dan tidaknya kebocoran data, kata dia, diketahui dari lock and traffic sistem kependudukan. Menurutnya, dari lalu lintas data tersebut tidak diketahui adanya data yang keluar. Sehingga, ia memastikan tidak ada kebocoran data.
Setidaknya terdapat empat kasus terkait kasus KTP-el tersebut. Zudan merinci, empat kasus tersebut meliputi penjualan blangko KTP-el secara daring, calo jasa pembuatan duplikat KTP-el, pemalsuan KTP-el di Pasar Pramuka, dan pembuangan KTP-el Asli di wilayah Duren Sawit.
Untuk kasus penjualan blangko secara daring sudah terungkap pelakunya, di mana dijual sepuluh keping melalui tokopedia. Begitu pula, calo pembuatan KTP-el palsu, kata Zudan pun sudah terungkap pelakunya oleh Bareskrim.
Sementara, penjualan KTP yang ditemukan di pasar pramuka adalah KTP-el yang sudah tidak berlaku. Adapun KTP-el yang ditemukan di Duren Sawit merupakan KTP-el cetakan 2012 dan 2013 yang tidak berlaku. "KTP yang palsu tidak terkoneksi dengan data center," kata Zudan menegaskan. Dukcapil dan Bareskrim pun masih mendalami seluruh kasus terkait temuan KTP-el ataupun kasus temuan blangko KTP-el tersebut.