Senin 10 Dec 2018 20:45 WIB

Yusril: Suara Kader PBB Imbang untuk Jokowi dan Prabowo

Yusril menyatakan PBB belum menentukan sikap di pilpres.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Bayu Hermawan
Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menyatakan bahwa  partai yang ia pimpin belum menentukan sikap terkait dukungan politik dalam pilpres 2019 nanti. Sikap partai, lanjutnya, akan ditentukan pada rakornas Januari 2019. Untuk saat ini, Yusril menyebut bahwa aspirasi kader di daerah terbelah imbang antara mendukung capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi.

"Ya aspirasi imbang ada yang minta PBB minta dukung Prabowo dan Jokowi lumrah lah hal seperti itu terjadi. Ada juga yang mengatakan daerah-daerah kita serahkan kepada kebijakan DPP dalam hal ini ketua umum," ujar Yusril di Kota Padang, Senin (10/12).

Yusril melanjutkan, pihaknya ingin memberikan pengertian kepada pengurus partai mengenai sikap politik dirinya. Ia juga mengaku menghormati otonomi masing-masing kepengurusan daerah terkait pilihan politik. Ia mengambil contoh, dalam proses pilkada di Sumatra Barat dirinya tidak ingin ikut campur siapa calon-calon pimpinan daerah yang diusung.

"DPP pun tidak mau intervensi daerah begitupun dengan sebaliknya. Apalagi ancam-ancam saya lagi (diturunkan). Saya bilang kalau mau diturunkan, saya bilang terimakasih, biar Anda yang ngurus partai ini," kata Yusril.

Sementara ini, ujar Yusril, hingga keputusan arah dukungan PBB pada Januari 2019 nanti maka kader partai diperbolahkan secara pribadi mendukung pasangan capres-cawapres nomor urut satu atau dua. Meski begitu ia meminta kadernya yang mendukung salah satu pasangan untuk tidak membawa lembaga partai.

"Jangan membawa bendera partai. Pakai baju PBB secara pribadi tidak melarang karena memang kita tidak melarang karena partai ini demokratis," kata Yusril.

PBB, ujar dia, fokus pada upaya 'meloloskan diri' dari target parlementaria sebesar 4 persen agar bisa mengirim wakilnya di DPR. Ia menargetkan porsi suara PBB bisa menyentuh 6-8 persen dalam Pileg mendatang.

"Bagi PBB, perbedaan merupakan hal yang lumrah. DPP PBB sangat menghargai dinamika dan perbedaan pendapat yang terjadi. Ia memastikan, perbedaan itu tidak akan membuat perpecahan," katanya.

Akhir November lalu, Yusril berkunjung ke Istana Bogor menemui Presiden Jokowi. Usai pertemuan itu, Yusril memberikan sinyal tentang arah suara partai dalam pilpres 2019.

"Ya itu Januari nanti akan ke sana arahnya. Insya Allah, kan sudah sama-sama," kata Yusril di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (30/11).

Yusril mengklaim, keputusan dirinya mendukung Jokowi itu juga didukung oleh kader PBB. Bahkan, kata dia, hal ini telah dibahas sejak lama termasuk dalam pertemuan rapat Komite Pemenangan Pemilu PBB.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement