REPUBLIKA.CO.ID, LEMBANG -- Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), A.M Hendropriyono menyebut kelompok kriminal bersenjata yang diduga membunuh belasan pekerja PT Istaka Karya yang melakukan pembangunan jalan di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga pada Ahad (2/12), adalah teroris. Alasannya, mereka membunuh warga sipil tidak bersalah.
"Itu OPM sudah memasuki tahap kehancurannya sendiri. Dia bukan organisasi atau kelompok kriminal biasa seperti tukang copet, bukan. Dia teroris dan musuh dari seluruh dunia bukan hanya kita Indonesia," ujarnya kepada wartawan seusai mengisi acara di Sespim Lembang, Selasa (11/12).
Ia menuturkan, kelompok kriminal bersenjata tersebut telah membunuh orang tidak berdosa dan tidak bersalah serta tidak mengerti masalah. Menurutnya, mereka telah membunuh orang yang tidak bersalah.
"Dia membunuh innocent person. Membunuh innocent person berdasarkan PBB, itu teroris. Dia masuk daftar teroris," ungkapnya.
Menurutnya, sejak 1963, dunia melalui Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) telah mengakui bahwa Papua yang dulu Irian Jaya adalah bagian dari negara Indonesia. Sehingga, apa yang diinginkan terkait dengan Papua merdeka tidak masuk akal, apalagi pembangunan di sana terus dilakukan.
Dirinya menambahkan, kelompok kriminal bersenjata tersebut harus dikejar sampai dapat dan para pegiat HAM tidak boleh salah paham. Sebab, yang dikejar adalah teroris yang mempunyai keinginan politik tertentu.
"Apa yang terjadi sekarang PBB harus mendukung kita dalam menumpas OPM," katanya.
Dirinya pun mengaku peristiwa beberapa waktu lalu adalah tindakan biadab dan ia mempertanyakan dari mana mereka mendapatkan senjata. Hendropriyono pun mengungkapkan akan diketahui siapa yang mengatur (kelompok kriminal bersenjata).
Menurutnya, kejadian lalu harus dibawa ke Mahkamah Internasional agar gaungnya sampai ke PBB. Dirinya menilai kelompok kriminal bersenjata di Papua adalah petualang dan bukan untuk kepentingan masyarakat setempat.
Terkait pimpinan Kelompok Kriminal Bersenjata yang dipimpin Egianus Kagoya. Hendropriyono mengatakan, anggotanya hanya 50 orang. Namun, pelaku belum bisa terungkap karena memiliki diplomasi politik ke berbagai negara.
"Saya kira akan selalu muncul di mana-mana (kelompok kriminal bersenjata) jika rakyat diam saja. Rakyat Irian mereka senang apalagi dengan pembangunan infrastruktur," katanya.
Pihak Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) atau dikenal juga dengan TPN/OPM mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhan pekerja di Kabupaten Nduga pada Ahad (2/12) lalu. Aksi itu disebut telah direncanakan melalui pengintaian sejak tiga bulan lalu.
“Panglima Daerah Militer Makodap III Ndugama bertanggung jawab terhadap penyerangan sipur pekerja jembatan Kali Aworak, Kali Yigi, dan Pos TNI Distrik Mbua,” kata Juru Bicara TPNPB Sebby Sambom dalam lansiran yang dikirimkan ke Republika, Rabu (5/12).
Kronologi Pembantaian Pekerja di Papua