Rabu 12 Dec 2018 03:00 WIB

Omset Pedagang Eceran di Bali Meningkat

Tingkat keyakinan konsumen berada di level optimis.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Muhammad Hafil
Perwakilan pemerintah, peternak, dan pedagang ayam, berkumpul bersama di Bali.
Foto: Istimewa
Perwakilan pemerintah, peternak, dan pedagang ayam, berkumpul bersama di Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Omset pedagang eceran di Bali meningkat. Ini berdasarkan hasil survei konsumen Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Bali periode November 2018.

Deputi Direktur KPwBI Bali, Azka Subhan mengatakan hasil survei tersebut mengindikasikan tingkat keyakinan konsumen berada di level optimis. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) November 2018 tercatat sebesar 110,8, di atas 100, atau naik 3,5 angka dibanding bulan sebelumnya.

"Indeks meningkat signifikan jika dibandingkan November 2017 yang hanya 100,3," kata Azka di Denpasar, Selasa (11/12).

Seiring optimisme konsumen, hasil survei penjual eceran di Bali juga menunjukkan peningkatan kinerja. Hal ini tercermin dari indeks penjualan riil di atas 100.

"Setelah dua periode terkontraksi, yaitu September-Oktober 2018, omset penjualan eceran secara keseluruhan November meningkat 0,04 persen mont to month (mtm)," kata Azka.

Peningkatan dipicu peningkatan permintaan dalam negeri seiring peningkatan daya beli masyarakat, dan peningkatan permintaan menjelang tahun baru. Dari sisi harga, survei menunjukkan melandainya tekanan harga di tingkat pedagang eceran tiga hingga enam bulan mendatang setelah kenaikan permintaan barang dan jasa saat momen pergantian tahun.

Ini tercermin dari perkembangan indeks ekspektasi harga umum tiga bulan mendatang yang turun dari 183 per Oktober 2018 menjadi 151 saat bulan berjalan. Indeks ekspektasi harga enam bulan mendatang juga diperkirakan menurun dari 163 per Oktober 2018 menjadi 113 per November 2018. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement