Selasa 11 Dec 2018 17:26 WIB

Pefindo Proyeksikan Penerbitan Obligasi Menurun Tahun Depan

Suku bunga yang tinggi dan pemilihan presiden menjadi pertimbangan emiten.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolanda
Layar monitor menunjukan pergerakan grafik surat utang negara di Delaing Room Treasury (ilustrasi).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Layar monitor menunjukan pergerakan grafik surat utang negara di Delaing Room Treasury (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memproyeksikan, penerbitan surat utang obligasi pada 2019 tidak akan sebagus pada 2017. Salah satu faktornya yakni terkait tingkat suku bunga. 

Direktur Utama Pefindo Salyadi Saputra mengatakan, penerbitan obligasi tahun ini memang agak menurun dibandingkan tahun lalu. "Memang faktor tingkat suku bunga. Semester kedua ada kenaikan suku bunga, maka akan pengaruhi minat untuk menerbitkan obligasi," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Selasa, (11/12).

Ia berharap, penerbitan obligasi tahun depan setidaknya bisa sama dengan tahun ini. Meski, dirinya tidak memungkiri, selain tren suku bunga tinggi, Pemilihan Presiden (Pilpres) pada 2019 juga menjadi tantangan dalam menerbitkan obligasi. 

Lebih lanjut menurutnya, kebutuhan infrastruktur tahun depan akan tetap tinggi. "Sehingga diharapkan walaupun kuponnya naik sedikit tapi tetap emiten lakukan penerbitan," kata Salyadi. 

Dirinya memperkirakan nilai penerbitan obligasi pada 2019 sebesar Rp 130 triliun, sementara pada 2018 sekitar Rp 135 triliun. "Jadi 2019, kita proyeksikan sedikit lebih rendah dibandingkan 2018," katanya. 

Salyadi menambahkan, tahun 2017 lalu memang menjadi tahun bagus bagi penerbitan obligasi. Nilai penerbitannya pun mencapai Rp 150 triliun. 

Baginya, tren suku bunga tahun depan kemungkinan ada kenaikan. Hanya saja tergantung pula pada pergerakan kurs rupiah.

"Kalau kurs lebih stabil, bisa saja tingkat suku bunga dijaga dan diturunkan. Kita mendengar ada kemungkinan saja diturunkan bila kurs stabil," jelas Salyadi.

Baca juga, Nilai Penerbitan Surat Utang Per Oktober Rp 123,8 Triliun

Terkait penerbitan sukuk tahun depan, Pefindo agak sulit diproyeksikan. Pasalnya, hanya perusahaan tertentu yang bersedia menerbitkan sukuk. 

"Masih tetap perusahaan tertentu saja yang keluarkan sukuk. Misalnya bank syariah," ujar Salyadi.

Meski begitu, kata dia, biasanya beberapa perusahaan yang bukan emiten syariah juga turut menerbitkan sukuk. Hanya saja dengan porsi lebih kecil. 

 

"Selalu kalau bukan emiten syariah, mereka terbitkan sukuk. Komposisinya, sekitar 80 persen lalu 20 persennya sukuk," kata Salyadi. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement