REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Transjakarta membangun delapan halte bus yang akan terintegrasi dengan Moda Raya Terpadu/MRT atau Ratangga, LRT (Light Rail Transit), dan KRL (Kereta Rel Listrik) dalam Jak Lingko. "Halte-halte yang akan diintegrasikan adalah Halte Bundaran Hotel Indonesia (HI) dengan Stasiun MRT Bundaran HI, Halte Tosari dengan Stasiun MRT Dukuh Atas, Halte CSW Koridor 13 dengan Stasiun MRT Sisingamangaraja, dan Halte Lebak Bulus Koridor 8 dengan Stasiun MRT Lebak Bulus," ujar Direktur Teknik dan Fasilitas PT Transjakarta Wijanarko di Jakarta, Selasa (11/12).
Kemudian, Halte Tosari Koridor 1 dengan Stasiun Sudirman, Halte Stasiun Klender Koridor 11 dengan Stasiun Klender, dan Halte Stasiun Cakung dengan Stasiun Cakung. Halte Pemuda Rawamangun dengan Stasiun LRT Velodrome juga akan diintegrasikan.
Misalnya, di Halte Bundaran HI akan dibangun zebra cross menggunakan sistem lampu lalu lintas terkontrol atau pelican crossing dengan enam pintu halte agar pelanggan bisa langsung mengakses MRT. Ke depannya pelanggan tidak perlu bersusah-payah menggunakan jembatan penyeberangan orang (JPO).
Salah satu halte yang butuh perjuangan dalam realisasi integrasi adalah Halte CSW Koridor 13 yang kemungkinan untuk integrasinya dengan Stasiun MRT Sisingamangaraja akan dibuatkan fasilitas eskalator atau lift. Transjakarta yang telah menjual kartu Ok Otrip atau sekarang disebut Jak Lingko dari Desember 2017 hingga November 2018 mencapai 131.787 itu telah memulai sebuah perubahan integrasi moda transportasi umum yang tergabung dalam Jak Lingko dimulai dari Tanah Abang pada Selasa.
"Yang sekarang banyaknya orang menggunkan angkutan daring (online), tapi yang akan menjadi utama karena JPM (Jembatan Penyeberangan Multiguna) telah selesai, ini menjadi pertemuan antarmoda stasiun KRL, jalan busway dengan Jak Lingko," ujar Direktur Utama PT Transjakarta, Agung Wicaksono.