Rabu 12 Dec 2018 00:07 WIB

Warga Yogya tak Antusias Soal Revitalisasi Trotoar Kotabaru

Revitalisasi trotoar dan boulevard Kotabaru sudah hampir rampung dikerjakan

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Esthi Maharani
Pengukuran pedestrian kotabaru.
Foto: Nico Kurnia Jati.
Pengukuran pedestrian kotabaru.

REPUBLIKA.CO.ID,  YOGYAKARTA -- Revitalisasi trotoar dan boulevard di kawasan cagar budaya Kotabaru, Yogyakarta sudah hampir rampung dikerjakan. Bahkan, pengerjaannya diperkirakan selesai sebelum tenggat yang ditargetkan yaitu 23 Desember untuk trotoar dan 24 Desember untuk pengerjaan boulevard.  

Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melakukan penataan trotoar ini dilakukan guna memanjakan pejalan kaki. Terlebih, trotoar Kotabaru ini juga dilengkapi dengan fasilitas untuk penyandang disabilitas.

Namun, ternyata tidak semua masyarakat yang antusias dengan penataan ini. Salah satunya Dede (27) yang sering melewati kawasan tersebut saat berangkat dan pulang kerja. Dede menganggap kehadiran trotoar di daerah tersebut akan membuat lalu lintas semakin padat. Sebab, saat ini daerah tersebut memang merupakan kawasan padat kendaraan.

Selain itu, dengan adanya boulevard dapat berpotensi munculnya parkir liar. Terutama bagi masyarakat yang menggunakan kendaraan dan ingin bersantai di kawasan tersebut. Sebab, tidak ada lahan parkir yang disediakan.

"Jika dibuat pedestrian tengah (boulevard) memunculkan potensi parkir sembarangan masyarakat yang ingin di sana. Terlebih, hingga hari ini belum ada alternatif parkir untuk masyarakat yang berlalu lalang di Kotabaru," kata Dede kepada Republika, Selasa (11/12).

Terkait dengan revitalisasi trotoar untuk mengutamakan pejalan kaki, ia pun tidak terlalu yakin. Menurutnya, di kawasan tersebut tidak banyak masyarakat yang beraktivitas. Pun dengan penyandang disabilitas juga tidak berbeda. Tidak banyak penyandang disabilitas yang beraktivitas di kawasan tersebut.

"Jumlah masyarakat yang beraktivitas jalan kaki di sana enggak banyak. Di sana merupakan kawasan pertokoan yang jauh dari pemukiman penduduk," Kata Dede.

Tidak hanya Dede, Iwan (23) yang merupakan warga Kota Yogyakarta ini juga tidak terlalu antusias dengan penataan trotoar tersebut. Menurutnya, dengan diperlebarnya trotoar dapat digunakan oleh pedagang kaki lima (PKL) untuk berjualan.

"Takutnya dialihfungsikan jadi lapak PKL, terus mengganggu pejalan kaki," katanya.

Untuk itu, perlu pengawasan rutin yang dilakukan oleh pemerintah jika trotoar ini sudah bisa difungsikan. Hal ini dilakukan guna tetap menjaga fungsi trotoar sebagai tempat untuk pejalan kaki. Potensi yang ada di wilayah itu, lanjutnya, juga perlu ditingkatkan. Seperti potensi wisata, di mana ada cagar budaya di kawasan itu.

"Mengingat di sana ada cagar budaya Kotabaru, yang jadi saksi sejarah perjuangan masyarakat Kota Yogya untuk mencapai kemerdekaan, dan potensi itu perlu terus ditingkatkan," tambahnya.

Revitalisasi trotoar dan boulevard Kotabaru ini sudah diajukan sejak awal Juli 2018 lalu. Pembangunannya tidak menggunakan APBD, namun menggunakan Dana Keistimewaan DIY. Total Rp 11, 5 miliar yang dikucurkan untuk revitalisasi ini. Rinciannya sendiri yaitu untuk trotoar dianggarkan sebesar Rp 9,5 miliar dan Rp 2 miliar untuk boulevard.

Lebar trotoar yang direvitaslisai sendiri mencapai 2,5 meter. Sementara panjangnya mencapai 500 meter untuk tiap sisi kiri dan sisi kanan trotoar. Untuk boulevard sendiri, ada empat boulevard yang dibangun. Tiap boulevard akan dilengkapi dengan taman kecil yang diisi dengan berbagai tanaman. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement