Selasa 11 Dec 2018 21:13 WIB

AS Ingin Korsel Bayar Lebih Biaya Tentara Gabungan

Korsel telah berkontribusi 960 miliar won untuk tentara AS di Semenanjung Korea.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Seorang tentara membawa sebuah peti berisi sisa tentara Amerika Serikat (AS) yang tewas dalam Perang Korea di Pangkalan Udara Osan di Pyeongtaek, Korea Selatan, Jumat (27/7).
Foto: Kim Hong-Ji/Pool Photo via AP
Seorang tentara membawa sebuah peti berisi sisa tentara Amerika Serikat (AS) yang tewas dalam Perang Korea di Pangkalan Udara Osan di Pyeongtaek, Korea Selatan, Jumat (27/7).

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan dan Amerika Serikat tengah mengadakan negosiasi tentang biaya tentara AS di Semenanjung Korea. Dilansir dari Korea Times, Selasa (11/12), AS ingin Korsel meningkatkan kontribusi mereka untuk membiayai sekitar 28.500 tentara gabungan AS-Korea.

Dua negara yang bersekutu tersebut akan berusaha untuk meraih kesepakatan dalam pertemuan ke-10. Mereka membahas Kesepakatan Langkah Khusus atau Special Measures Agreement (SMA), sebuah kontrak pembagian pendanaan pasukan gabungan yang akan berakhir pada akhir tahun ini.

Negosiasi itu akan berakhir pada Kamis (13/12) mendatang. AS mendorong Korsel untuk meningkatkan kontribusi mereka. Padahal untuk tahun ini saja Korsel sudah berkontribusi sebesar 960 miliar won untuk tentara AS di Semenanjung Korea.

Pangkalan militer AS di Korea bertujuan untuk menangkal serangan Korea Utara. Pada pekan lalu, surat kabar AS Wall Street Journal melaporkan Presiden AS Donald Trump ingin Korsel membayar dua kali lipat dari kontribusi mereka saat ini.

Artinya, Korsel harus membiayai pangkalan militer tersebut sebesar 1,6 miliar dolar AS per tahun untuk lima tahun ke depan. Kabarnya negosiasi ini berjalan alot dan meningkatkan ketegangan antara kedua negara.

Sementara keduanya ingin tetap bekerja sama dalam proses denuklirisasi Korea Utara dan menciptakan perdamaian di Semananjung Korea. Seorang diplomat karir yang kini menjabat sebagai duta besar Sri Langka, Chang Won-sam memimpin proses negosiasi ini.

Sementara, AS mengirimkan wakil asisten sekretaris Kementerian Luar Negeri bidang rencana, program dan operasi Timothy Betts. Sebelumnya, negoasiasi SMA digelar di Honolulu, Jeju, Washington, Seoul, dan Seattle.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement