Selasa 11 Dec 2018 23:55 WIB

Kelompok Radikal Yahudi di Nablus Sebut Abbas Pro Teroris

Poster-poster bertuliskan Abbas pendukung teroris serta seruan agar Abbas dieksekusi.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nashih Nashrullah
Presiden Palestina Mahmoud Abbas berbicara dalam pertemuan Dewan Pusat Organisasi Pembebasan Palestina di Ramallah, Ahad (14/1).
Foto: AP Photo/Majdi Mohammed
Presiden Palestina Mahmoud Abbas berbicara dalam pertemuan Dewan Pusat Organisasi Pembebasan Palestina di Ramallah, Ahad (14/1).

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH - Kelompok radikal Yahudi telah memasang poster-poster yang menunjukkan kebencian terhadap Presiden Palestina Mahmoud Abbas, di pintu masuk permukiman Yitzhar di dekat Kota Nablus, pada Selasa (11/12).

Poster-poster itu tertulis ungkapan "pendukung teroris" dan seruan terhadap kematian Abbas.

Abbas adalah presiden Otoritas Palestina yang berbasis di Ramallah. Perundingan perdamaian yang disponsori Amerika Serikat (AS) antara Otoritas Palestina dan Israel telah runtuh pada 2014, setelah Israel menolak menghentikan pembangunan permukiman di wilayah pendudukan Tepi Barat.

Pada Senin (10/12), pasukan Israel dilaporkan telah menyerbu Ramallah dan kantor berita resmi Palestina, Wafa.

Mereka mengklaim tengah mencari tersangka serangan penembakan yang melukai tujuh pemukim Yahudi pada Ahad (9/12) lalu.

Di Kota Betien, di timur Ramallah, penduduk setempat juga mengatakan para pemukim Israel telah melakukan vandalisme "price tag" terhadap beberapa kendaraan milik warga Palestina.

Para pemukim itu menuliskan slogan rasis anti-Arab pada mobil dan dinding rumah di daerah itu dan melemparkan batu ke kendaraan yang melintas di dekat pos pemeriksaan Bet Eil.

Kantor berita Anadolu melaporkan, vandalisme "price tag" adalah strategi yang digunakan oleh para pemukim Yahudi ekstremis untuk menyerang warga Palestina dan properti mereka sebagai pembalasan atas ancaman yang diberikan terhadap ekspansi permukiman Israel.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement