Rabu 12 Dec 2018 08:31 WIB

Serangan di Pasar Natal Prancis, Empat Orang Tewas

Diduga pelaku merupakan jaringan ISIS.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Ilustrasi Penembakan
Foto: Pixabay
Ilustrasi Penembakan

REPUBLIKA.CO.ID, STRASBOURG -- Seorang pria besenjata melepaskan tembakan sehingga menyebabkan empat orang tewas dan 11 orang lainnya terluka. Aksi nekat pria itu terjadi di pasar Natal di kota perbatasan Prancis, Strasbourg pada Selasa (11/120 malam waktu setempat.

Pihak kepolisian berhasil menyudutkan dan menangkap pelaku. Motif penembakan masih belum jelas, namun Prancis tengah menjalani kewaspadaan tinggi setelah gelombang serangan atas inspirasi oleh ISIS sejak awal 2015.

Menurut keterangan polisi, sekitar dua jam usai serangan, petugas menyudutkan pelaku usai baku tembak. Media Prancis menyebut, pria bersenjata itu bersembunyi di sebuah toko di Rue Epinal.

Menteri Dalam Negeri Prancis, Christophe Castener mengatakan, pria bersenjata itu diketahui seorang petugas keamanan dan prefektur lokal dan berada dalam daftar pengawasan dinas intelejen.

Masyarakat di Kota Neudorf dan Etoil park diminta tetap berada di tempat, sementara polisi berjibaku dengan pria bersenjata itu. Seorang wartawan Reuters terperangkap di antara 30 hingga 40 orang di ruang bawah tanah sebuah supermarket menunggu polisi untuk mengamankan daerah itu. Lampu dimatikan dan botol air dibagikan.

 

Pasar Natal tahun ini diadakan di tengah ketatnya keamanan. Kendaraan yang tidak sah dikecualikan dari jalan-jalan di sekitarnya selama jam buka. Pos pemeriksaan dipasang di jembatan dan jalur akses untuk mengecek barang bawaan pejalan kaki.

Jaksa Paris mengatakan, motif serangan itu belum diketahui. Hingga kini, belum ada kelompok yang segera mengklaim bertanggung jawab. Namun kelompok situs intelijen yang berbasis di AS, mengatakan bahwa para pendukung ISIS tengah merayakan serangan itu.

Sumber dekat dengan operasi kepolisian, mengatakan, pelaku adalah pria 29 tahun yang di hari sebelumnya kediamannya diperiksa polisi sehubungan dengan perampokan. Pelaku tidak ada di rumah kala itu.

Simbol perdamaian

Pria bersenjata awalnya memasuki pasar melalui jembatan sekitar jam 20.00 sebelum melepaskan tembakan.

Seorang juru bicara Parlemen Eropa mengatakan gedung itu telah ditutup dan staf diperintahkan untuk tetap di dalam. "Turut berduka cita untuk para korban penembakkan Strasbourg, yang saya kutuk dengan keteguhan maksimal," tulis cuitan di akun  Jean-Claude Juncker, kepala Komisi Eropa, eksekutif Uni Eropa.

"Strasbourg adalah simbol perdamaian dan Demokrasi Eropa yang sangat baik. Nilai yang akan selalu kita bela," tambah dia.

Sekitar 26 ribu orang masuk dalam risiko keamanan di Prancis yang diberi nama "Fiche S".  Badan-badan keamanan Eropa mengkhawatirkan ISIS kembali setelah kekalahan mereka.

Prancis yang dikenal sekuler, telah bergulat menanggapi baik milisi lokal maupun militan asing setelah serangan di Paris, Nice, Marsille dan lainnya sejak 2015.

Pada 2016, sebuah truk menabrak kerumunan Bastille Day di Nice yang menewaskan lebih dari 80 orang. Sementara pada November 2015, dengan serangan terkoordinir kelompok garis keras di gedung konser Bataclan dan situs lainnya di Paris menewaskan sekitar 130 orang. Ada juga serangan di Paris pada seorang polisi di jalan Champs-Elysees.

Hampir tepat dua tahun lalu, seseorang menabrak truk yang dibajak ke pasar Natal di Berlin pusat yang menewaskan 11 orang serta sopirnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement