Rabu 12 Dec 2018 15:02 WIB

Trump: Kami Dukung Pangeran MBS, Saudi Sekutu yang Baik

Trump tak mau kontrak senjatanya dengan Saudi hangus.

Rep: Marniati/ Red: Teguh Firmansyah
Donald Trump
Foto: AP
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan tetap akan bertahan mendukung Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Muhammad bin Salman.

Sikap Trump diambil, meski Pangeran MBS dianggap sebagai orang yang bertanggung jawab atas pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi pada 2 Oktober di konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki.

Trump menolak berkomentar apakah putra mahkota benar-benar terlibat dalam pembunuhan itu. Tapi Trump hanya menegaskan dukungannya kepada Muhammad bin Salman yang kini sebagai pemimpin de facto Kerajaan Arab Saudi.

"Pada saat ini, (saya) mendukungnya, dia pemimpin Arab Saudi, mereka sudah menjadi sekutu yang baik," kata Trump, Rabu (12/12).

Trump mengutuk dengan keras pembunuhan kolomnis the Washington Post tersebut. Khashoggi dikenal sebagai penulis yang sering mengkritik pemerintahan MBS.

Trump kembali mengatakan, putra mahkota 'dengan keras menyangkal' terlibat dalam pembunuhan yang menggemparkan dunia tersebut.

Baca juga, Erdogan: Pembunuhan Khashoggi Direncanakan dan Brutal.

Walaupun Trump tetap ingin mempertahankan hubungannya dengan Arab Saudi tapi beberapa anggota legislatif dari partai pengusungnya, Partai Republik bergabung dengan Partai Demokrat meminta pemerintah AS untuk menarik dukungan militer kepada koalisi yang dipimpin Arab Saudi di perang Yaman.  Mereka juga meminta pemerintahan Trump untuk berhenti menjual senjata ke Arab Saudi.  

Badan Intelijen AS (CIA) dilaporkan sudah memberikan penilaian tentang kasus ini. Menurut kesimpulan CIA, MBS menjadi orang yang bertanggung jawab atas kematian Khashoggi.

Trump tak sepakat jika AS harus batal menjual senjatanya ke Saudi. Karena jika AS gagal memenuhi kontrak itu, maka industri militer Cina dan Rusia akan mengisinya.

"Saya sangat berharap orang-orang tidak menyarankan kami seharusnya tidak mengambil ratusan miliar dolar AS yang dapat disedot Rusia dan Cina, terutama kedua itu, dibanding kami yang mengambilnya," kata Trump.

Trump mengatakan penjualan senjata ke Arab Saudi menghasilkan banyak pekerjaan dan kontrak militer yang sangat besar. Ia berharap anggota legislatif tidak melanjutkan rekomendasi mereka.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement