Rabu 12 Dec 2018 16:57 WIB

Cerita Kecintaan Jokowi Terhadap Pasar Tradisional

Menurut Jokowi, pasar rakyat harus mendapatkan perhatian dari pemerintah.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ratna Puspita
Presiden Joko Widodo
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menceritakan rasa cintanya terhadap pasar rakyat selama ini. Salah satunya, yakni saat ia menjabat sebagai Wali Kota Solo .

Saat itu, kata dia, terdapat 43 pasar rakyat di Solo. Selama delapan tahun menjabat sebagai wali kota, Jokowi merevitalisasi 29 pasar.

Ia menyebut, jika saat itu dirinya menjabat sebagai wali kota Solo selama sepuluh tahun, maka seluruh pasar di Solo akan direvitalisasi. “Itu kecintaan saya terhadap pasar rakyat. Bangun semuanya," ujar Jokowi di Hotel Arya Duta, Jakarta, Rabu (12/12).

Ia tak dapat merevitalisasi semuanya lantaran tak bisa menyelesaikan tugasnya sebagai wali kota Solo hingga akhir periode. Jokowi dicalonkan sebagai gubernur DKI Jakarta pada 2012. 

Ia menilai, revitalisasi pasar diperlukan lantaran pasar tradisional selama ini dikenal sebagai pasar yang tak nyaman dan tak teratur. Karena itu, ia mendorong Asparindo untuk memperbaiki manajemen pasar lebih baik sehingga tak tertinggal dari pasar modern dan dapat meningkatkan daya saing. 

"Dari pasar yang becek, tidak teratur, tidak rapi, tidak ada tempat parkir, bau. Jadi pasar bersih, tertata, tidak bau," tambahnya.

Dalam empat tahun terakhir hingga 2017, ia mengatakan, pemerintah juga telah membangun 2.660 pasar rakyat di seluruh Indonesia. Sedangkan pada 2018, pemerintah membangun sekitar 1.500 pasar tradisional. 

"Plus pasar di desa yang telah dibangun 6.500 pasar meski kecil-kecil tapi ini sangat bermanfaat bagi ekonomi di desa," kata Jokowi. 

Menurut presiden, pasar rakyat harus mendapatkan perhatian dari pemerintah. Sebab, seluruh pelaku usaha kecil pun berkumpul di tempat tersebut. 

Tak hanya itu, perbaikan manajemen pasar rakyat diperlukan agar pasar tradisional dapat bertahan di tengah-tengah tumbuhnya pasar modern.  Ia juga yakin, jika dikembangkan dengan baik, maka pasar tradisional dapat bersaing. 

Ia pun menyebutkan revitalisasi pasar ini menjadi tugas pemerintah serta BUMD, dan juga pihak swasta. Jokowi juga mengaku telah terjun ke berbagai pasar untuk mengetahui kondisi harga kebutuhan pokok serta membandingkannya dari satu daerah ke daerah lainnya.

"Saya senang membandingkan, 1,5 bulan lalu saya masuk ke pasar di Bogor. Beli bayam Rp 2000, kangkung seikat Rp 2000, saya beli lagi di pasar Lamongan sama harganya. Terakhir di Lampung masuk beli lagi ternyata beda kangkung bayam Rp 1.500," ujarnya. 

Sementara, kata dia, harga sayur mayur di pasar modern justru lebih mahal, yakni dijual dengan harga sekitar Rp 3.500. "Artinya apa? Secara daya saing pasar kita ini menang, tetapi memang jangan dibiarkan kumuh, becek, tidak ada tempat parkir," tambahnya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement