Rabu 12 Dec 2018 21:08 WIB

Kejar Pelaku, Prancis Gelar Operasi Perburuan Besar-Besaran

Prancis menaikkan kesiagaannya sampai level tertinggi.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nashih Nashrullah
Kendaraan melintas di pusat Kota Strasbourg menyusul insiden penembakan pada Selasa (11/12). Pemerintah Prancis menahan lima orang terkait peristiwa tersebut.
Foto: AP
Kendaraan melintas di pusat Kota Strasbourg menyusul insiden penembakan pada Selasa (11/12). Pemerintah Prancis menahan lima orang terkait peristiwa tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Perburuan besar-besaran dilakukan kepolisian Prancis untuk mengejar pelaku penembakan yang membunuh tiga orang dan melukai puluhan lainnya di Pasar Natal Strasbourg. Seorang pria bersenjata menewaskan sedikitnya tiga orang pada Selasa (11/12) waktu setempat.

Prancis menaikkan kesiagaannya sampai level tertinggi. Pengawasan terhadap perbatasan diperketat, masyarakat sekitar Strasbourg diminta tetap tinggal dalam rumah dan polisi terus mengejar tersangka. 

"Perburuan terus berlanjut," kata Wakil Menteri Dalam Negeri Prancis Laurent Nunez, Rabu (12/12). 

Kepolisian Jerman juga sudah memperketat pengawasan di seluruh perbatasan Sungai Rhine. Polisi mengidentifikasi pelaku sebagai Cherif Chekatt, seorang laki-laki kelahiran Strasbourg yang berusia 29 tahun. 

Badan Intelijen Prancis menyebutkan sebagai potensi berbahaya. Nunez pun tidak mengabaikan kemungkinan tersangka sudah meninggalkan Prancis. "Itu tidak bisa diabaikan," katanya. 

Kepolisian mengatakan, ada sekitar 600 pasukan keamanan yang terjun dalam aksi perburuan ini. Nunez mengatakan kepolisian yakin tersangka cedera tapi hal itu belum bisa dikonfirmasi. 

Salah seorang saksi mata melihat polisi menyegel area sekitar Kathedral Strasbourg pada Rabu pagi waktu setempat. Tapi operasi tersebut berlangsung dengan cepat. 

Nunez mengatakan pelaku memiliki catatan kriminal dan pernah dipenjara beberapa kali. Terakhir kali pelaku ditangkap pada akhir 2015. 

Sebelumnya tersangka diawasi karena radikalisasi agama tapi Nunez tidak mau berkomentar tentang motif serangan ini. Polisi sudah menggeladah rumah tersangka sebelum penyerangan terjadi. Pelaku sedang diinvestigasi dalam kejahatan pembunuhan. Lima orang sudah diperiksa dalam kasus tersebut. 

"Ketika jaksa Paris bidang anti-teroris menyelidiki kasus ini, kami bisa menyebutnya sebagai serangan," kata Menteri Kehakiman Prancis Nicole Belloubet di stasiun televisi Parlemen Prancis. 

Dia mengatakan, pemerintah Prancis tidak perlu lagi memberlakukan keadaan darurat. Sebab Undang-undang yang baru-baru ini disahkan memberi polisi kekuatan untuk menghadapi situasi seperti ini. 

Sebelumnya Menteri Dalam Negeri Prancis, Christophe Castaner, mengatakan  pelaku penembakan menghindari pencarian menyeluruh yang dilakukan polisi dan berhasil kabur. Hal ini meningkatkan kekhawatiran terjadinya serangan susulan. 

Castaner mengatakan pelaku sempat baku tembak dengan polisi dua kali sebelum kabur. Keberadaan pelaku sampai saat ini belum diketahui. Castaner menambahkan helikopter dan komando utama terlibat dalam pemburuan ini.   

Jaksa di Paris mengatakan, sampai saat belum diketahui motif penembakan ini. Belum ada satu pun kelompok yang mengaku bertanggung jawab. 

Tapi salah satu situs intelijen yang berbasis di Amerika memonitori situs-situs teroris dan mereka mengatakan para pendukung ISIS merayakan serangan ini. 

Walikota Strasbourg Roland Ries mengatakan, pihak berwenang merekomendasikan masyarakat untuk tetap tinggal di rumah jika memungkinkan. Meski mereka harus melanjutkan kehidupan mereka seperti biasanya. 

"Kami seharusnya tidak membiarkan serangan teroris mengganggu kehidupan kami," kata Ries.  

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement