Kamis 13 Dec 2018 06:59 WIB

Kemenhub Desain Kapal Tongkang untuk Angkutan Logistik

Selama ini beban pengiriman logistik ke jalur laut dialihkan lewat long distance ferr

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Sejumlah truk kontainer di pelabuahan peti kemas di Tanjung Priok, Jakarta Utara. ilustrasi
Foto: dokrep
Sejumlah truk kontainer di pelabuahan peti kemas di Tanjung Priok, Jakarta Utara. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) saat ini tengah mendesain pembuatan kapal tongkang atau barge. Kepala Balitbang Perhubungan Sugihardjo mengatakan inovasi tersebut untuk mendorong pengiriman logistik melalui jalur laut.

Sugihardjo mengatakan selama ini untuk mengalihkan beban pengiriman logistik ke jalur laut sudah dilakukan dengan konsep long distance ferry (LDF) Jakarta-Surabaya. "Tapi kan secara keekonomian LDF itu biayanya nggak sesuai," kata Sugihardjo di kawasan Harmoni, Rabu (12/12).

Baca Juga

Dia menjelaskan konsep LDF membutuhkan biaya yang cukup besar termasuk denagn subsidinya. Sugohardjo menuturkan subsidi setiap kontainer yang diangkut dengan LDF Jakarta-Surabaya membutuhkan biaya sekitar satu sampai dua juta rupiah.

Untuk itu, Sugihardjo memastikan saat ini Balitbang Perhubungan sedang mengyiapkan cara lain dengan mendesain barge tersebut. "Konsep logistik masih melalui laut tapi tidak dengan kapal laut atau kapal ferry. Kalau kapal laut hanya kontainernya saja, truknya tidak masuk. Kalau kapal ferry truknya di kapal ikut masuk. Kita sekarang coba dengan konsep lain," jelas Sugijardjo.

Dia menjelaslan Balitbang Perhubungan dengan pihak terkait tengah mendesain barge yang paling ekonomis dan punya daya saing. Dengan begitu, Sugihardjo mengharapkan pengiriman logistik yang tadinya menggunkan truk bisa berpindah menggunaman barge.

Bahkan, dia menegaskan barge tidak hanya melayani dari pelabuhan tapi dengan konsep end to end. "Kita mengembangkan barge itu juga end to end harus lebih murah dibandingkan truk sehingga punya daya saing," jelas Sugihardjo.

Dia menilai jika membuat barge lebih murah, maka inovasi tersebut harus dibuat dengan kapasitas lebih besar. Misalnya, kata dia, barge akan dibuat dengan empat tingkat sehingga kapasitas bisa mencapai 400 kontainer.

"Coba bayangkan dengan satu barge, itu identik dengan 400 truk di jalan. Jadi kalau 400 truk di jalan itu beban terhadap jalannya juga menimbulkan kerusakan dan kemacetan, kalau bisa pindah satu barge memindahkan 400 truk di jalan itu akan sangat efisien biaya lebih murah karena dia bisa ditumpuk," ungkap Sugihardjo.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement