Kamis 13 Dec 2018 14:16 WIB

Rumah Sakit Persahabatan Indonesia-Myanmar Siap Diresmikan

Rumah Sakit Persahabatan Indonesia-Myanmar ditargetkan selesai pada Februari 2019

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla
Foto: dok. Tim Media Wapres
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menerima Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Sarbini Abdul Murad, untuk melaporkan perkembangan pembangunan Rumah Sakit Persahabatan Indonesia-Myanmar. Adapun rumah sakit ini merupakan bantuan dari rakyat Indonesia, terutama dari Walubi, MER-C, dan Palang Merah Indonesia (PMI).

"Sekarang (pembangunan) rumah sakit ini sudah hampir 80 persen, kita melaporkan perkembangan dengan segala kendala dan dinamika yang muncul di lapangan," ujar Sarbini usai pertemuan di Kantor Wakil Presiden, Kamis (13/12).

Sarbini mengatakan, pembangunan Rumah Sakit Persahabatan Indonesia-Myanmar ditargetkan akan selesai pada Februari 2019. Adapun MER-C meminta Wakil Presiden RI Jusuf Kalla untuk meresmikan rumah sakit tersebut.

Pembangunan Rumah Sakit Persahabatan Indonesia-Myanmar dimulai sejak November 2017. Sarbini mengatakan, proses pembangunan rumah sakit tersebut penuh dengan dinamika, apalagi Myanmar sedang mengalami konflik. Adapun kendala yang dihadapi yakni keahlian tukang bangunan dan kendala material.

"Kendala utama adalah tukang bangunan di sana itu harus dididik dari nol, bahkan engineering kita untuk melatih dari A-Z. Nah ini kendala material, ada beberapa material sangat sulit, kemudian kendala skill sedikit agak lebih lama. Walaupun lama tetap ada progresnya," kata Sarbini.

Rumah Sakit Persabahatan Indonesia-Myanmar merupakan bantuan dari rakyat Indonesia, terutama dari Walubi, MER-C dan PMI. Rumah sakit ini merupakan simbol pluralisme Indonesia. Sarbini mengatakan, melalui rumah sakit tersebut Indonesia mencoba memberikan gambaran kepada Myanmar bahwa Indonesia merupakan negara dengan berbagai macam suku dan agama namun tetap bisa bersatu.

"Filosofi ini kita coba untuk wujudkan monumen yang sangat bersejarah dengan rumah sakit Indonesia," ujar Jusuf Kalla.

Rumah Sakit Persahabatan Indonesia-Myanmar memiliki fasilitas rawat inap 32 tempat tidur dan fasilitas lainnya seperti ruang radiologi, dan kamar bedah. Sarbini mengatakan, MER-C telah memberikan pelatihan tenaga medis Myanmar di Indonesia. Selama pelatihan tersebut, para tenaga medis melakukan observasi bagaimana para tenaga medis Indonesia menangani pasien tanpa diskriminasi dan perbedaan agama.

Di sisi lain, Wakil Presiden Jusuf Kalla selaku ketua umum PMI memberikan dukungan untuk masalah air. Sebab, air di rumah sakit tersebut masih keruh. Oleh karena itu, PM akan memberikan bantuan alat water treatment untuk Rumah Sakit Persahabatan Indonesia-Myanmar.

Project Manager Rumah Sakit Persahabatan Indonesia-Myanmar Indrus Muhammad Alatas mengatakan, pembangunan rumah sakit tersebut menelan anggaran sekitar Rp 28 miliar. Namun secara pelaksanaannya ada perubahan karena ada penambahan fasilitas. Misalnya, peningkatan kualitas alat kesehatan agar dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada pasien.

Idrus mengatakan, MER-C telah berdiskusi dengan Kementerian Kesehatan Myanmar agar dapat mensuplai alat kesehatan dengan teknologi telemedicine. Meski lokasi rumah sakit agak jauh, namun sudah terkoneksi dengan jaringan internet dengan baik. Adapun manajemen dan operasional rumah sakit sepenuhnya akan diberikan kepada Mynamar.

"Kami diizinkan untuk mengupgrade sedikit masalah kualitas daripada alkesnya (alat kesehatan). Jadi ada sistem baru supaya mudah mengoprasikan, dan mengkonsultasi dengan ahli dari diluar rumah sakit," ujar Idrus.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement