REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Bali 2019 mengalami akselerasi di kisaran enam sampai 6,4 persen year on year (yoy). Bidang usaha pariwisata masih menjadi sumber pertumbuhan utama, didukung pembangunan sejumlah protek konstruksi dan infrastruktur.
"Ada pembangunan kawasan perkantoran, hotel, bendungan, shortcut jalan Mengwitani-Singaraja, dan berlanjutnya pengerjaan Pelabuhan Wisata Benoa," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Bali, Causa Iman Karana dijumpai di Denpasar, Kamis (13/12).
Dampak lanjutan Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) - Bank Dunia (World Bank) 2018 juga masih terasa, disusul pengembangan pasar-pasar alternatif ekspor barang luar negeri. Keduanya mendorong kinerja ekonomi Pulau Dewata tahun depan.
"Pelaksanaan pemilihan umum legislatif dan presiden juga ikut mendorong ekonomi Bali 2019," tambah Causa.
Inflasi Bali pada 2019 diperkirakan berada di kisaran 3,5 persen kurang lebih satu persen yoy. Bank Indonesia mencatat kinerja ekonomi Bali sampai kuartal III 2018 tumbuh 5,99 persen, lebih tinggi dari periode sama 2017 yang hanya 5,59 persen yoy. Share ekonomi Bali terhadap ekonomi nasional mencapai 1,57 persen.
Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) optimistis ekonomi Bali tahun depan tumbuh di atas enam persen. Program pengembangan ekonomi Bali sekarang dan berikutnya diarahkan pada pusat-pusat perekonomian baru, di samping memperkuat lembaga perekonomian yang sudah ada.
"Ke depan dengan konsep 'Satu Pulau Satu Manajemen' akan terbentuk klaster-klaster setiap kabupaten dengan keunggulan masing-masing," kata Cok Ace.
Budayawan ini mencontohkan ada kabupaten yang fokus dikembangkan potensi agrowisatanya, dan ada pula kabupaten yang fokus dikembangkan kerajinan. Ini mendorong pemerataan penghasilan dan tidak tumpang tindih sebagaimana terjadi saat ini.
Kabupaten yang berpendapatan unggul, sebut Cok Ace memberi subsidi silang pada kabupaten berpendapatan rendah. Untuk mendukungnya, pengembangan infrastruktur ditingkatkan guna mempersempit kesenjangan Bali Utara dengan Bali Selatan, serta mempercepat akses Bali Selatan dengan Bali Barat, Bali Timur, dan Bali Tengah.
Kondisi ketenagakerjaan Bali menunjukkan perbaikan. Komposisi tenaga kerja formal meningkat dari informal. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Bali sejak 2017 tercatat 74,30, lebih baik dari 73,65 pada 2016.
Pertumbuhan kredit perbankan di Bali mencapai 5,03 persen yoy hingga triwulan III 2018. Dana pihak ketiga (DPK) bertumbuh 8,17 persen yoy, sementara kredit usaha mikro kecil menengah (UMKM) bertumbuh 7,95 persen yoy pada periode sama.