Kamis 13 Dec 2018 15:59 WIB

KP Makariki Maluku Optimal Tanam Jagung Hibrida NASA 29

Rata-rata potensi hasil tanam jagung hibrida NASA 29 sekitar 1,5 ton/hektare

Red: EH Ismail
Temu Lapang dan Panen Benih Jagung Hibrida NASA 29 berlangsung di Kebun Percobaan (KP) Makariki yang terletak di kilometer 04 Negeri Makariki, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah, Rabu (12/12).
Temu Lapang dan Panen Benih Jagung Hibrida NASA 29 berlangsung di Kebun Percobaan (KP) Makariki yang terletak di kilometer 04 Negeri Makariki, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah, Rabu (12/12).

REPUBLIKA.CO.ID, MALUKU --  Temu Lapang dan Panen Benih Jagung Hibrida NASA 29 berlangsung di Kebun Percobaan (KP) Makariki yang terletak di kilometer 04 Negeri Makariki, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah, Rabu (12/12).

Dalam kesempatan tersebut, Penanggung Jawab Temu Lapang  Panen Benih jagung Hibrida NASA 29 La Dahamarudin menjelaskan, lahan seluas 5 hektare ditanami benih Jagung Hibrida NASA 29 dengan perbandingan jantan : betina adalah 1:3. Benih Jagung Hibrida NASA 29 diambil dari Balai Serealia Maros dengan rata-rata potensi hasil per hektare sekitar 1,5 ton/hektare dengan harga jual benih pada saat ini sekitar  Rp 45 ribu/kg.

Kepala BPTP Maluku, Abd. Gaffar  mengatakan, Provinsi Maluku memiliki potensi pertanian yang luar biasa serta masyarakat yang ramah. Jagung hibrida NASA 29 merupakan hasil Inovasi dari Balitbangtan Kementan dengan potensi hasil 13,5 ton/ha.

“Jika dikembangkan dalam skala luas sangat menarik dan harus berkelompok karena berdasarkan pengalaman bahwa kendala dimasyarakat sering ditemui tidak berkelompok dan tidak sehamparan luas sehingga akan mempersulit dalam pemasaran,” kata Gaffar. 

Gaffar optimistis KP Makariki akan menjadi Taman Teknologi Pertanian Modern Berbasis Pertanian Organik. KP makariki yang memiliki luas 300 ha lebih akan dikembangkan berbagai komoditas misal jagung,  cabai,  tomat, ubi jalar, serehwangi, talas Jepang dalam jumlah hektaran yang lebih luas dan  ternak sapi  yang tersedia padang pengembalaan sekitar 60 ha. Dengan demikian, dapat memberikan percontohan dalam skala yang lebih luas.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, M Salamor menekankan sumber daya penguluh yang ada di wilayah kerja masing-masing. Penyuluh diharapkan dapat membina petani jagung sesuai rekomendasi dari hasil kajian BPTP Maluku. 

Selain itu, Salamor memaparkan  tantangan dalam budidaya jagung dari hulu dan hilir, mulai aspek budidaya hingga pemasaran di Kabupaten Maluku Tengah. Tantangan tersebut perlu dicari solusi dan kerja sama antara petani, pemerintah dan pengusaha sehingga jagung yang diproduksi petani dapat terserap oleh pasar dengan baik.

Acara dilanjutkan dengan Panen Jagung NASA 29 di lahan seluas 5 ha serta demo pemipilan jagung dengan alat pipil modern. Setelah itu dilanjutkan diskusi yang dipandu oleh JB. Alfons dengan  tema budidaya jagung NASA 29. Diskusi berjalan sangat menarik terutama PPL yang antusias mempelajari lebih lanjut budidaya jagung NASA 29 terutama untuk dijadikan sebagai benih.

 

 

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement