REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Tentara Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel) telah menyeberang melewati perbatasan masing-masing untuk pertama kalinya dengan damai sejak wilayah Korea terpecah. Para tentara itu memeriksa pembongkaran pos-pos penjagaan di Zona Demiliterisasi (DMZ) di sepanjang perbatasan kedua negara.
Perang Korea yang terjadi pada 1950-an telah membagi wilayah semenanjung itu menjadi dua dan belum ada perjanjian perdamaian resmi yang pernah ditandatangani untuk mengakhiri perang.
BBC melaporkan, rekaman video menunjukkan, para tentara Korut dan Korsel saling berjabat tangan di perbatasan sebelum menyeberang. Sejak November, baik Korut maupun Korsel telah membongkar 10 pos perbatasan mereka.
Sejumlah inspektur Korsel mengunjungi setiap pos penjagaan di wilayah Korut. Hal serupa dilakukan oleh sejumlah inspektur Korut yang memeriksa proses pembongkaran pos penjagaan di wilayah Korut.
"Ini menandai pertama kalinya para prajurit dari Korut dan Korsel ... secara damai melintasi garis demarkasi militer," ujar Kementerian Pertahanan Korsel, dalam sebuah pernyataan.
Sebelumnya, Presiden Korsel Moon Jae-in dan pemimpin Korut Kim Jong-un telah setuju untuk membongkar beberapa pos penjaga di perbatasan kedua negara yang dijaga ketat itu. Kedua pemimpin tersebut mengadakan pertemuan bersejarah pada April lalu, yang mendekatkan Korut dengan AS.
Kedua belah pihak masih memiliki banyak pos penjaga di DMZ, baik di dalam maupun di bawah tanah. Pembongkaran ini tidak pernah terpikirkan 12 bulan lalu.
Pada November, sebuah tembakan terdengar di DMZ setelah seorang tentara Korut berlari melintasi perbatasan. Sekarang kedua belah pihak berjabat tangan, bertukar rokok, dan berjalan ke wilayah masing-masing dengan damai untuk pertama kalinya.
Namun masih ada hambatan perdamaian yang sulit diatasi, yaitu senjata nuklir Korut. AS menyatakan tidak akan pernah mengizinkan perjanjian damai untuk mengakhiri perang Korea secara formal, juga tidak akan mencabut sanksi ekonomi yang dikenakan pada Korut, jika rezim Kim masih menimbulkan ancaman nuklir.
Bulan lalu, kereta api melakukan perjalanan dari Korsel melintasi perbatasan ke Korut untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade. Hal ini sebagai bagian dari komitmen Korsel untuk membantu Korut dalam memodernisasi jaringan kereta api.
Ada spekulasi yang mengatakan Kim akan mengunjungi Seoul tahun ini. Namun Pemerintah Korsel awal pekan ini mengatakan tidak akan ada perjalanan semacam itu sebelum 2019.
DMZ adalah salah satu zona paling berbenteng di dunia. Daerah ini merupakan jalur tanah sepanjang 250 km dan lebar 4 km yang melintasi semenanjung. Kawasan tersebut dibentengi dengan kawat berduri, kamera pengintai, dan pagar listrik, serta dijaga oleh puluhan ribu pasukan di kedua sisi.