Kamis 13 Dec 2018 18:05 WIB

Pelaku UMKM Muda Didorong Jadi Eksportir

Pelaku usaha harus percaya diri dengan produk yang ditawarkan.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Friska Yolanda
Ilustrasi ekspor impor.
Foto: ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Ilustrasi ekspor impor.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Tren pengusaha muda yang bergerak di Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) ternyata cukup besar, seiring dengan bonus demografi yang sedang dialami Indonesia. Dengan kelebihan tersebut, tren pengusaha UMKM muda ini perlu didorong tidak hanya berorientasi pasar dalam negeri, namun juga berorientasi ekspor.

Ketua Komunitas Ekspor Muda Indonesia (KEMI) Kustanto mengatakan banyak produk dari pengusaha UMKM muda sebenarnya tidak hanya laris di pasar dalam negeri, tapi juga bisa diterima di pasar ekspor. Sejak dua tahun terakhir KEMI sebagai lembaga pembinaan dan pendampingan, telah berhasil membimbing pengusaha muda UMKM melakukan ekspor pedana produk UMKM-nya.

Kustanto menilai kelemahan pengusaha muda UMKM di Indonesia untuk ekspor selain karena rendahnya pemahaman, adalah merasa produknya belum layak dan ketakutan untuk masuk ke pasar ekspor. Padahal, kata dia, banyak produk UMKM dari pengusaha muda ini ternyata diminati banyak pasar internasional, termasuk pasar produk syariah di negara-negara muslim dan Timur Tengah.

"Ada beberapa produk UMKM dari pengusaha muda, di antaranya ada pengusaha muda kain batik di Malang yang produknya sudah masuk di Jerman. Ada produk arang untuk shisha dan barberkyu dari pelaku UMKM dari Jawa Timur sudah diekspor ke Timur Tengah dan Amerika. Dan ada juga produk gula semut dari pengusaha muda UMKM di Purwokerto sudah ekspor perdana ke Belgia," jelas Kustanto kepada wartawan disela acara ISEF 2018 ke-5 di Surabaya, Kamis (13/12).