REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wartawan Republika, Erik Purnama Putra, menjadi juara kedua dalam Lomba Penulisan Jurnalistik Rebranding Tanggulangin dengan kategori jurnalis. Ia mengangkat kisah para perajin dalam sebuah artikel berjudulkan Kebangkitan Perajin IKM Tanggulangin Menangkap Peluang yang dirilis di Republika Online pada Rabu (7/11).
Dalam artikelnya, Erik mengisahkan salah seorang perajin di sentra Tanggulangin bernama Ainur Rofiq. Ia sempat mengalami masa keterpurukan saat menjalani bisnis penjualan produk kerajinan hasil olahan kulit pasca bencana Lumpur Lapindo pada 2006. Saat itu, akses jalan satu-satunya yang menghubungkan Surabaya-Porong-Malang macet, menyebabkan jumlah pengunjung di sentra mengalami penurunan drastis.
Kondisi ini membaik ketika jalan akses pengganti Tol Sidoarjo-Pandanaan yang terputus sudah dibuka untuk umum. Berbagai pelatihan yang diadakan pemerintah daerah turut membantu para perajin di sentra Tanggulangin semakin kreatif dalam memanfaatkan tiap peluang.
Erik mengatakan, dirinya mengikuti lomba Rebranding Tanggulangin karena tempat tersebut memiliki ikatan khusus dengannya. Tempat tersebut dekat dengan rumah sang nenek di Porong, Sidoarjo. "Jadi, sejarah dan latar belakangnya sudah tahu," ujarnya setelah menerima penghargaan dalam acara Semarak Festival IKM 2018 di Jakarta, Kamis (13/12).
Dulu, Erik mengisahkan, Sentra IKM Tanggulangin yang tepatnya terletak di Jalan Kludan Raya, Sidoarjo ini juga sangat terkenal sebagai kawasan penghasil kerajinan. Termasuk dompet dan tas yang memiliki kualitas baik dan populer di pasaran. Popularitasnya membuat sentra ini kerap diingat Erik.
Dua faktor tersebut mendorong Erik untuk ikut serta dalam lomba yang diadakan Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian (Kemenperin). "Alhamdulillah menang," ucapnya.
Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih, lomba tidak hanya diperuntukkan karya jurnalistik, juga lomba desain logo dan tagline. Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat membantu menggaungkan kembali sentra IKM Tanggulangin di masyarakat.
Penggunaan logo dan tagline hasil lomba ditujukan sebagai identitas sentra Tanggulangin yang dapat diterapkan sebagai master grafis untuk menyegarkan infrastruktur sentra. "Selain itu, karya ini juga bisa sebagai percontohan bagi para pelaku IKM dan koperasi di Tanggulangin," tuturnya.
Sedangkan, pada pelaksanaan lomba jurnalistik, Gati berharap artikel yang dipublikasikan dapat membantu penyebaran informasi mengenai sentra Tanggulangin ke seluruh lapisan masyarakat melalui tulisan. Pada akhirnya, kegiatan ekonomi di sentra dapat berjalan lebih maksimal sehingga kesejahteraan para perajin ikut terangkat.
Gati mengatakan, sentra IKM menjadi prioritas Kemenperin untuk drevitalisasi. Tujuannya, meningkatkan kinerja ekosistem bisnis di sentra tersebut yang sempat mengalami penurunan sejak bencana lumpur Lapindo. Di antaranya dengan menjadikan sentra Tanggulangin sebagai kawasan wisata terpadu berkonsep 3 in 1, yakni wisata belanja, budaya dan kuliner serta edukasi industri.