REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK – PBB membutuhkan dana sekitar 4 miliar dolar Amerika Serikat (AS) untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada sekitar 20 juta warga Yaman pada 2019. Dana tersebut diperlukan agar krisis kemanusiaan di negara tersebut tidak kian memburuk.
“Setiap tahun badan dunia membutuhkan tambahan miliaran dolar (untuk bantuan kemanusiaan ke Yaman),” ungkap Wakil Sekretaris Jenderal PBB dan Koordinator Bantuan Darurat Markn Lowcock, dikutip laman Al Araby pada Selasa (11/12).
Pada 26 Februari 2019, sebuah konferensi donor yang didukung PBB, Swedia, dan Swiss dijadwalkan digelar di Jenewa. Dalam kegiatan tersebut, PBB akan berusaha menghimpuan bantuan dari negara-negara untuk krisis kemanusiaan Yaman.
Menurut Lowcock, selain dana, bantuan kemanusiaan untuk warga Yaman juga bergantung pada akses. Terkait hal ini, dia menekankan tentang pentingnya peran Pelabuhan Hodeida. Pelabuhan tersebut diketahui kerap diblokade Arab Saudi dan koalisinya guna menekan kelompok pemberontak Houthi. Hal itu akhirnya berdampak pada terhambatnya pendistribusian bantuan kemanusiaan.
Houthi sempat meminta agar Pelabuhan Hodeida dinyatakan sebagai zona netral. Namun Pemerintah Yaman menolak usulan tersebut.
Konflik Yaman telah berlangsung selama empat tahun. Perang dimulai ketika milisi Houthi melancarkan serangan ke Ibu Kota Yaman Sanaa. Pada 2015, Saudi dan sekutunya memutuskan melakukan intervensi militer ke negara tersebut. Selain bertujuan melindungi pemerintahan Presiden Abed Rabbo Mansour Hadi, Saudi juga berkeinginan menumpas Houthi yang dianggapnya sebagai ancaman karena terafiliasi Iran.
Sejak melakukan agresi ke Yaman, koalisi Saudi telah memberlakukan blokade parsial terhadap pelabuhan Hodeidah. Saudi mengklaim hal itu dilakukan agar pengiriman senjata Iran ke Houthi dapat dihentikan.
Perang Yaman telah menyebabkan sekitar 10 ribu orang tewas. Konflik pun telah memaksa sekitar 3 juta penduduknya mengungsi.