REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Tiga toko yang menjual suvenir kepada wisatawan Cina di Bali diizinkan beroperasi kembali setelah sempat ditutup. Toko-toko suvenir Cina ini ditutup sejak Oktober lalu karena persoalan perizinan.
"Sekitar 25 toko yang menjual suvenir ke wisatawan Cina memang ditutup. Tapi kemarin sudah ada tiga yang buka lagi. Mudah-mudahan tahun depan semuanya sudah bisa buka lagi," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam acara temu agen pariwisata di Wisma Duta KBRI Beijing, Kamis (13/12).
Sebelumnya, Jacky Wang dari agen perjalanan pariwisata PT Lebali International Tour, mempertanyakan polemik penutupan toko Cina di Bali yang dikenal dengan istilah "zero dollar tour" itu. "Akibat kejadian itu, kami sudah tidak bisa lagi memberangkatkan wisatawan ke Bali," ujarnya dalam sesi tanya jawab acara tersebut.
Menpar mengakui isu tersebut mengakibatkan jumlah kunjungan wisatawan Cina ke Indonesia, khususnya Bali, berkurang secara signifikan. Pada tahun ini Kemenpar menargetkan 3,5 juta kunjungan wisatawan asal Cina ke Indonesia.
Namun realisasi pencapaiannya meleset karena hanya berhasil mendatangkan 2,6 juta wisatawan Cina. "Dampaknya sangat besar. Pertama bencana gempa (Lombok dan Sulteng), disusul pesawat jatuh (Lion Air JT610 di Karawang). Ini ada satu lagi isu 'zero dollar tour'," ujar Arief menyebutkan ketiga faktor yang menurunkan jumlah kunjungan wisatawan asing sepanjang tahun ini.
Oleh sebab itu, dia mengajak semua pihak, baik pemerintah daerah maupun sektor industri pariwisata, tidak membuat keadaan makin gaduh. "Pariwisata itu tidak boleh gaduh. Kalau sudah gaduh, mau berdebat kayak apa pun, kenyataannya kunjungan wisatawan berkurang. Kalau tidak percaya, tanya sama Garuda," kata Menpar.
Pihaknya menyatakan setuju penertiban perizinan, bahkan dia juga mendorong toko-toko yang menjual suvenir kepada wisatawan Cina itu menyelesaikan persoalan legalitas. "Tapi kalau kasus itu dipicu oleh persaingan, maka kita akan bersatu karena memang ada pihak yang tidak senang kalau Indonesia itu maju," ujarnya menambahkan.
Dalam kesempatan tersebut, Menpar menjamin bahwa kasus penutupan toko Cina itu akan selesai dan berharap wisatawan Cina bisa kembali berlibur di Bali.
Direktur Pemasaran Internasional Cina Raya Kemenpar RI Vinsensius Jemadu menyebutkan bahwa ketiga toko itu adalah Ondes, Mahkota, dan Karimata. Ketiga toko itu khusus menjual suvenir kepada wisatawan asal Cina yang berlibur di Bali.