Jumat 14 Dec 2018 08:13 WIB

Mantan Diplomat Kanada yang Ditangkap Mengenal Baik Cina

Kovrig ditangkap karena dinilai mengganggu keamanan Cina.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Ilustrasi Penangkapan.
Foto: Pixabay
Ilustrasi Penangkapan.

REPUBLIKA.CO.ID, TORONTO -- Mantan diplomat Kanada, Michael Kovrig yang ditahan di Beijing awal pekan ini, adalah seorang pembicara Mandarin yang fasih.

Menurut rekan-rekan kerjanya, Kovrig memiliki kecintaan yang besar terhadap Cina dan telah melakukan perjalanan ke banyak tempat di negara itu.

Kovrig adalah salah satu dari dua warga Kanada yang sedang diselidiki karena dicurigai telah menganggu keamanan Cina. Keduanya ditangkap segera setelah Kanada terlebih dahulu menangkap petinggi Huawei, Meng Wanzhou, atas permintaan Amerika Serikat (AS).

Kovrig ditempatkan di Kedutaan Besar Kanada di Beijing dari 2014 hingga 2016. Ia bertugas di bawah kepemimpinan mantan duta besar Guy Saint-Jacques, yang menggambarkan Kovrig sebagai seorang diplomat baik.

Menurut Saint-Jacques, Kovrig telah mengunjungi wilayah Xinjiang barat di Cina, tempat penahanan massal dan pengawasan ketat terhadap etnis minoritas Uighur dan kelompok Muslim lainnya. Kovrig juga sering berurusan dengan sejumlah isu-isu sensitif di negara itu.  "Ketika Anda bertemu dengan para pembangkang, Anda akan diawasi oleh badan keamanan Cina," kata Saint-Jacques, kepada Canadian Broadcasting Corp.

Baca juga, Petinggi Huawei Ditahan, Cina Ancam Kanada.

Di akhir masa kerjanya, Kovrig juga sempat mengaku ingin tetap tinggal di Cina karena dia sangat mencintai negara tersebut. Dia kemudian bergabung dengan International Crisis Group (ICG) yang berpusat di Hong Kong, sebuah lembaga think tank yang fokus pada resolusi konflik.

"Dia benar-benar bersemangat jika berkaitan dengan Cina, bahasa dan budayanya," kata Karim Lebhour, kepala ICG untuk Amerika Utara. Lebhour mengaku telah bertemu Kovrig beberapa bulan yang lalu.

Salah satu isu yang difokuskan oleh Kovrig adalah Korea Utara (Korut). Isu ini juga aktif dibahas oleh Michael Spavor, warga Kanada kedua yang ditahan Cina.

Kovrig secara teknis masih dipekerjakan oleh Departemen Luar Negeri Kanada. Namun karena ia sedang mengambil cuti, ia tidak memiliki kekebalan diplomatik. "Kenyataan bahwa Kovrig adalah karyawan di departemen saya, berarti banyak dari kami yang mengenalnya dan hal itu telah menambah kekhawatiran," kata Menteri Luar Negeri Kanada, Chrystia Freeland, kepada wartawan, Rabu (12/12).

Joanna Chiu, reporter untuk Toronto Star, mengatakan dia telah berteman dengan Kovrig saat masih bekerja di Beijing empat tahun lalu. Michael secara emosional sangat terbuka. "Banyak orang di lingkaran sosialnya tahu bahwa dia berjuang dengan keputusannya untuk mengambil cuti dari pekerjaan sebagai seorang diplomat pada 2016," tulis Chiu di surat kabarnya.

"Dia memilih untuk melakukannya karena dia tidak ingin ditempatkan di negara lain. Dia ingin tinggal di Cina dan terus belajar lebih banyak tentang negara itu," ungkapnya.

Menurut profilnya di LinkedIn, Kovrig memulai karir diplomatiknya pada 2014 sebagai sekretaris dan wakil konsul pertama di Kedutaan Besar Kanada di Beijing. Sebelumnya ia telah dua tahun mengikuti pelatihan bahasa Mandarin.

Sebagian besar cicitan di Twitter pribadinya terkait dengan Cina, termasuk mengenai dpenangkapan petinggi Huawei di Kanada.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement