REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kepolisian Jerman mencatat ada 578 kasus kejahatan kebencian terhadap Muslim dari Januari sampai September 2018 ini. Angka ini dirilis kepolisian pada Kamis (13/12) waktu setempat.
Dilansir dari Anadolu Agency, Jumat (14/12), Kementerian Dalam Negeri Jerman menyebut, setidaknya ada 40 Muslim yang terluka dalam serangan yang sebagian besar dilakukan ekstremis kanan Jerman. Kejahatan tersebut termasuk menghina, mengancam melalui surat, serangan fisik dan serangan terhadap masjid.
Sementara itu, Partai Kiri oposisi dalam Parlemen Jerman pun telah memperingatkan meningkatnya kampanye kebencian dan kekerasan terhadap umat Islam di negara tersebut.
Sedangkan pada 2017 lalu, ada sekitar 27 Muslim yang terluka dalam serangan mulai dari Januari dan September. Jerman telah menyaksikan meningkatnya islamofobia dan kebencian terhadap para migran dalam beberapa tahun terakhir.
Kejahatan tersebut dipicu oleh propaganda dari partai-partai sayap kanan dan populis, yang telah mengeksploitasi ketakutan atas krisis pengungsi dan terorisme.
Sepanjang 2017, di Jerman tercatat ada 950 serangan anti-Muslim dan masjid di Jerman pada 2017.
Kementerian Dalam Negeri Jerman mengatakan dalam sebuah jawaban dari pertanyaan parlemen, sedikitnya 33 warga Muslim terluka dalam serangan tersebut.
Jerman, sebuah negara dengan 81,8 juta penduduk, memiliki populasi Muslim terbesar kedua di Eropa Barat setelah Prancis.
Di antara 700 juta Muslim di negara ini, tiga juta berasal dari Turki. Banyak dari mereka yang merupakan generasi kedua atau ketiga keluarga Turki yang bermigrasi ke Jerman pada 1960-an dan terintegrasi dengan baik dengan masyarakat setempat.