REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- James Wan adalah seorang pembuat film Asia keturunan Malaysia-Cina yang patut diperhitungkan di Hollywood. Kiprah bermula dari karyanya di film Saw pada 2003.
Kesuksesan lainnya kemudian terus menghampiri Wan. Pria kelahiran 1977 ini berlanjut menyutradarai Insidious (chapter 1,2,dan 3), The Conjuring (chapter 1, 2,3), Anabelle, Anabelle: Creation, Lights Out, lanjutan film Saw, dan lain sebagainya.
Wan yang dibesarkan di Australia ini menyadari kurangnya perwakilan Asia di Hollywood. “Karier saya dimulai dari membuat film horor dan saya tidak tahu banyak sutradara Asia yang membuat film horor sukses di Hollywood,” ujar Wan, seperti yang dilansir dari Channel News Asia, Jumat (14/12).
Wan melanjutkan ia benci stereotip dalam pekerjaan dan selalu mencoba melakukan hal yang baru. Pria yang lahir di Kuching Sarawak Malaysia ini menunjukkannya melalui proyek filmnya tahun ini, Aquaman.
Aquaman, kata Wan, menjadi pahlawan layar lebar berkulit cokelat pertama di Hollywood. Hal itu sangat luar biasa bagi Wan karena Aquaman sendiri adalah definisi dari birasial.
“Ia setengah Atlantis dan separuh manusia. Karakter ini seolah tidak ada di dunia manapun. Begitulah ia di buku komik dan itu adalah sesuatu yang menonjol bagi saya,” katanya.
Ketika aktor utama Jason Momoa terpilih, tutur Wan, rasanya seperti ada sinkronitas yang terjadi. Sebab, Momoa adalah keturunan campuran Hawaii dan kulit putih.
Selain itu, dibesarkan di lingkungan yang berbeda dari Sarawak ke Perth dari usia tujuh tahun memungkinkan Wan mendapatkan perspektif yang lebih besar. Akhirnya, karena itu, Wan selalu mencoba melihat semua filmnya dengan sedikit berbeda. Ia mencoba menemukan sedikit cara memutuskan tradisi.
“Dan hal yang sama saya lakukan dengan Aquaman. Ini adalah film superhero, namun lebih mirip petualangan klasik (atau) petualangan yang kebetulan memiliki karakter superhero di dalamnya,” ujarnya.
Terobosan tersebut tampaknya membuahkan hasil. Aquaman telah menembus 100 juta dolar AS di box office Cina. Ia menyatakan akan selalu ada banyak tekanan ketika membuat film dengan ukuran perusahaan yang telah dibangun. “Tetapi hal yang keren tentang Aquaman adalah saya bisa menciptakan dunia saya sendiri meskipun berada di bawah naungan sinematik DC,” katanya.