Jumat 14 Dec 2018 17:21 WIB

Delegasi Palestina: Australia Bisa Rusak Perdamaian Timteng

Australia berencana pindahkan Kedubes untuk Israel ke Yerusalem.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Bendera Australia.
Foto: abc
Bendera Australia.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Kepala delegasi Palestina di Canberra, Izzat Abdulhadi menilai sikap Australia jika mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel akan menimbulkan gejolak perang agama di wilayah tersebut. Menurutnya, jika keputusan tersebut benar dibuat, maka bisa saja merusak dan menghancurkan proses perdamaian di Timur Tengah.

Akhir pekan ini, Perdana Menteri Scott Morrison diperkirakan mengumumkan keputusan memindah kedutaan Australia di Israel dari Tel Aviv ke ibu kota yang diperebutkan. Berbagai spekulasi muncul apakah wacana pemindahan tersebut hanya untuk menjaga kedutaan yang ada, dan atau mengakui Yerusalem sebagai ibu kota.

Abdulhadi seperti dikutip laman 9News edisi Jumat (14/12) mengatakan, dirinya percaya bahwa keputusan tersebut jika benar diputuskan sama buruknya dengan menggeser kedutaan. Dia pun memperingatkan negara-negara Arab untuk bersiap menarik duta besar dan dapat mempertimbangkan sanksi ekonomi. "Reaksi kami akan sulit," katanya.

"Kami akan meminta pemerintah Saudi untuk mengambil tindakan sulit terhadap Australia. Kami akan berbicara dengan Saudi, Negara-negara Teluk, dan juga negara-negara OKI untuk memboikot daging dan gandum dari Australia," ujarnya.

Abdulhadi mengatakan, dia telah melakukan pembicaraan tidak hanya dengan Menteri Luar Negeri Palestina melainkan pula dengan Duta Besar dari negara-negara Arab dan mayoritas Muslim lainnya, termasuk Indonesia. "Saya dapat memberitahu Anda bahwa akan ada kerusakan besar sebenarnya," katanya.

Menurutnya, Australia akan kehilangan kedudukan internasionalnya sebagai negara yang menjunjung kesetaraan dan menghormati hak asasi manusia. "Kami akan menganggap Australia sebagai negara yang mengadopsi semacam standar ganda," kata dia. Berdasarkan Perjanjian Liga Arab 1980, negara-negara Arab dapat memutuskan hubungan diplomatik dengan negara yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Morrison telah berulang kali mengatakan, mendukung solusi dua negara. Namun, Abdulhadi menilai itu hanya sebuah kata-kata yang akan ditentang jika Morrison mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Baca: Australia Diperkirakan Segera Pindah Kedubes ke Yerusalem

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement