Jumat 14 Dec 2018 22:46 WIB

Meski Optimal, Ini Kendala Kementan untuk Cetak Sawah Baru

Pengamat menilai kendala SDM dan lingkungan pengaruhi proses cetak sawah baru

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pemandangan lahan sawah berada di pemukiman penduduk,  kawasan Blang Bintang, Aceh Besar, Aceh, Kamis (23/11). Kementerian Pertanian pada tahun anggaran 2018 merencanakan mencetak sawah baru seluas 37.360 hektare dengan alokasi anggaran sebesar Rp710 miliar dalam upaya  mewujudkan  swasembada pangan nasional.
Foto: Ampelsa/Antara
Pemandangan lahan sawah berada di pemukiman penduduk, kawasan Blang Bintang, Aceh Besar, Aceh, Kamis (23/11). Kementerian Pertanian pada tahun anggaran 2018 merencanakan mencetak sawah baru seluas 37.360 hektare dengan alokasi anggaran sebesar Rp710 miliar dalam upaya mewujudkan swasembada pangan nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian dinilai telah berupaya optimal guna mencetak sawah baru. Namun mengalami beberapa kendala sehingga luasannya belum mampu mengimbangi konversi lahan sawah ke penggunaan lain.

Hal itu dikemukakan Dekan Fakultas Pertanian IPB Suwardi, Jumat (14/12). Suwardi menyebutkan, kendala yang dihadapi Kementerian Pertanian ketika melakukan usaha cetak sawah baru adalah minimnya sumber daya manusia (SDM) di suatu wilayah.

Misalnya seperti di Papua, ucap Suwardi, untuk mencetak sawah baru di lahan yang tepat namun di lokasi tersebut ternyata tak ada SDM."Jika mendatangkan SDM dari luar pulau (Papua) akan menimbulkan persoalan sosial," ujar Suwardi.

Kendala lain yang dihadapi Kementerian Pertanian ketika ingin mencetak sawah baru, seperti terjadi di Sumatera dan Kalimantan akibat sifat tanah yang asam, kekurangan sarana irigasi serta kesuburannya rendah. "Jika diarahkan pengembangan cetak sawah baru ke lahan rawa, kendalanya genangan air yang menghambat pertumbuhan padi sawah," kata Suwardi.