Sabtu 15 Dec 2018 15:51 WIB

Muhammadiyah: Meminimalisir Benturan untuk Raih Keberhasilan

Peran yang telah dilakukan antara lain mendorong resolusi konflik kasus Moro.

Rep: Novita Intan/ Red: Andi Nur Aminah
Utusan Khusus Presiden Untuk Dialog dan Kerjasama Antar Agama dan Peradaban (UKP-DKAAP) Syafiq A. Mughni bersama para tokoh agama menjadi narasumber dalam refleksi akhir tahun dan proyeksi awal tahun di Jakarta, Kamis (13/12).
Foto: Republika/Prayogi
Utusan Khusus Presiden Untuk Dialog dan Kerjasama Antar Agama dan Peradaban (UKP-DKAAP) Syafiq A. Mughni bersama para tokoh agama menjadi narasumber dalam refleksi akhir tahun dan proyeksi awal tahun di Jakarta, Kamis (13/12).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban, Syafiq A Mughni mengatakan, Muhammadiyah memiliki peran dan posisi yang strategis dalam melaksanakan dakwah dan membangun peradaban. Hal itu disampaikannya saat memberikan ceramah pada Rakornas dan Halaqah Dai Khusus LDK PP Muhammadiyah, di Surabaya, Jumat (14/12) kemarin. 

Syafiq mengatakan, ada beberapa peran yang telah dilakukan Muhammadiyah. “Kami ikut mendorong resolusi konflik, seperti dalam kasus Muslim Moro dengan Pemerintah Philipina, dialog antara Korea Utara dan Korea selatan,” ujarnya dalam keterangan tulis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (15/12).

Menurutnya, Muhammadiyah juga aktif dalam berbagai gerakan dalam menangani konflik Palestina dan Israel dengan menawarkan two state solution. Proses tersebut masih berlangsung sampai sekarang.

Sekaligus mendorong tata dunia baru yang lebih adil, antara lain dengan mengusulkan penghapusan hak veto khusus, yang menyebabkan ketidakadilan ekonomi, politik, hukum dan sebagainya. "Agar tercipta peradaban baru yang lebih aman dan damai, benturan harus dihindari, sehingga meminimalisir terjadinya konflik", ucapnya.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement