Ahad 16 Dec 2018 07:21 WIB

Ikuti AS, Eropa akan Larang Penggunaan Perangkat Huawei

Kebijakan larangan penggunaan perangkat Huawei sudah dilakukan Jepang dan Australia

Perangkat Huawei untuk jaringan 5G.
Foto: ABC News
Perangkat Huawei untuk jaringan 5G.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) selama berbulan-bulan gencar mendorong banyak negara untuk memblokir Huawei Technologies Co. dari jaringan telekomunikasi. Strategi AS bakal diikuti sejumlah negara Eropa.

Pemerintah dan perusahaan Eropa memang terkesan lambat bertindak terkait peringatan AS ini. Namun, pada pekan ini sejumlah perusahaan telekomunikasi Eropa mulai mengambil langkah untuk mengurangi penggunaan perangkat dan teknologi Huawei.

Baca Juga

Kekhawatiran bahwa Beijing dapat menggunakan perlengkapan Huawei untuk memata-matai menjadi alasan perusahaan-perusahaan Eropa perlahan mulai menolak kehadiran Huawei. Meskipun tidak ada larangan langsung, prospek Huawei di pasar terbesarnya di luar Cina mulai meredup.

"Kerusakan reputasi untuk Huawei akan menjadi signifikan apa pun hasilnya," kata Neil Campling, analis telekomunikasi, media dan teknologi di Mirabaud Securities Ltd seperti dilansir Bloomberg, Sabtu (15/12).

"Tampaknya Huawei akan kehilangan pendapatan signifikan dalam tiga tahun ke depan."

Perusahaan telekomunikasi Prancis, Orange SA mengatakan pada hari Rabu (12/12) bahwa mereka tidak akan menggunakan perangkat Huawei untuk membangun jaringan nirkabel generasi kelima. Pernyataan Orange SA ini disampaikan setelah perusahaan telekomunikasi Inggris BT Group Plc berjanji untuk menghancurkan beberapa peralatan perusahaan yang terkait dengan Huawei.

Sementara itu pada Kamis (13/12), perusahaan telekomunikasi Jerman Deutsche Telekom AG mengatakan akan mengambil langkah serupa terhadap Huawei. Kemudian pada Jumat, pemerintah Norwegia mengatakan akan meninjau ulang kerja sama penggunaan perangkat dari negara-negara yang tidak ada kerja sama kebijakan keamanan, hal ini sepertinya mengacu kepada Cina.

"Sudah seminggu pengumuman negatif dan indikasi dari pasar terbesar di Eropa, yakni Inggris, Jerman dan Prancis," kata Bengt Nordstrom, CEO perusahaan operator telekomunikasi Northstream.

"Operator terbesar di benua Eropa itu sekarang akan ekstra hati-hati membeli peralatan dari Huawei," kata Nordstrom menambahkan.

Masalah di Eropa untuk Huawei datang setekah pelarangan peralatannya di Jepang, Australia, Selandia Baru, dan AS, dan mengikuti penangkapan Direktur Keuangan Huawei Meng Wanzhou, yang juga merupakan puteri pendiri Huawei Ren Zhengfei.

Meng, yang dituduh oleh AS melakukan penipuan transaksi perbankan untuk menutupi pelanggaran sanksi atas penjualan ke Iran, diberikan jaminan oleh pengadilan Kanada pada hari Rabu dan menunggu kemungkinan ekstradisi ke AS. Pengacaranya mengatakan dia tidak bersalah.

Kehilangan teman di Eropa berarti Huawei bakal kehilangan pesanan untuk jaringan yang nilainya mencapai miliaran euro. Deutsche Telekom, salah satu pelanggan terbesar Huawei di Eropa, berencana untuk berinvestasi sekitar 20 miliar euro di Jerman dalam 5G dan koneksi internet berkecepatan tinggi lainnya hingga 2021.

Selama ini Eropa, Timur Tengah, dan Afrika menyumbang 27 persen dari pendapatan Huawei.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement