Ahad 16 Dec 2018 16:37 WIB

Malaysia Sebut Keputusan Australia Penghinaan pada Palestina

Pemerintah Malaysia menyatakan keputusan Australia itu terlalu dini.

bendera palestina
Foto: www.worldbulletin.net
bendera palestina

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR - Malaysia mengecam keputusan Australia yang mengakui Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel. Keputusan itu dianggap sebagai sebuah penghinaan bagi rakyat Palestina yang sedang mempertahankan tanah air mereka.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Malaysia pada Ahad (16/12), Pemerintah Malaysia menyatakan keputusan Australia itu terlalu dini. "Malaysia sangat menentang keputusan Pemerintah Australia untuk mengakui Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel," kata pernyataan itu, dikutip Sydney Morning Herald.

"Malaysia dengan tegas percaya pengumuman ini, yang dibuat sebelum penyelesaian solusi dua negara, masih terlalu dini dan merupakan penghinaan terhadap Palestina dan perjuangan mereka untuk mendapatkan hak menentukan nasib sendiri," tambah kementerian tersebut.

"Malaysia menegaskan kembali, solusi dua negara saat Palestina dan Israel hidup berdampingan dalam damai, adalah satu-satunya solusi yang layak untuk konflik Palestina-Israel. Malaysia akan terus bekerja sama dengan semua mitra untuk menemukan solusi yang adil, komprehensif, dan abadi untuk konflik ini," papar kementerian itu.

Pernyataan ini muncul sehari setelah Perdana Menteri Australia Scott Morrison secara resmi mengakui Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel. Namun ia juga mengakui aspirasi Palestina untuk mendirikan sebuah negara terpisah dengan ibu kota Yerusalem Timur.

Pada November lalu, Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad sempat bertemu dengan PM Morrison di Singapura. Mereka membicarakan mengenai rencana Australia untuk mengakui Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel dan Mahathir menyampaikan perumpamaan.

"Saya menunjukkan bahwa dalam menangani terorisme, kita harus mengetahui penyebabnya. Menambah penyebab terorisme tidak akan membantu menanganinya, saya menunjukkan itu," kata Mahathir saat itu.

Dalam proposal aslinya, Morrison menolak untuk memindahkan Kedutaan Besar Australia ke Yerusalem. Ia mengatakan, pemindahan itu akan ditunda sampai solusi dua negara disetujui, yang bisa memakan waktu bertahun-tahun. Namun kantor perdagangan dan pertahanan Australia akan didirikan di Yerusalem Barat sebagai gantinya.

Meski demikian, keputusan Australia untuk mengakui Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel telah mengundang kecaman keras dari dunia Arab. Di beberapa negara telah ada seruan untuk memboikot ekspor Australia seperti daging sapi dan gandum, serta memicu kecaman di Indonesia dari partai-partai oposisi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement