Senin 17 Dec 2018 10:22 WIB

Tjatur Inginkan Kemandirian Energi untuk Maluku Utara

Kekayaan alam tidak terkelola maksimal karena keterbatasan energi.

Calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) daerah pemilihan  (dapil) Maluku Utara, Tjatur Sapto Edy
Foto: Ist
Calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) daerah pemilihan (dapil) Maluku Utara, Tjatur Sapto Edy

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) daerah pemilihan Maluku Utara, Tjatur Sapto Edy mendorong pengembangan energi untuk Maluku Utara. Tjatur meyakini peningkatan pasokan energi akan membuat Maluku Utara berkembang pesat.

Tjatur mengaku memiliki program besar untuk Malut yang sudah dirintisnya. Ia akan memperjuangkan energi alternatif di Malut.  "Saat ini harga energi di Malut sangat tinggi, salah satu provinsi yang harga energinya tertinggi di Indonesia. Sekitar Rp.1 triliun Negara mensubsidi energi di Malut yang terdiri atas Rp.600 miliar untuk listrik dan Rp.400 miliar untuk BBM,” kata Tjatur, kepada Republika.co.id.

Pemenuhan kebutuhan energi di Maluku Utara saat ini didatangkan dari luar, bahkan impor sehingga harganya menjadi sangat mahal. Mau tidak mau ke depan,  Maluku Utara harus memilik sumber energi sendiri.

Untuk memenuhi kebutuhan energi dari sumber internal Maluku Utara, menurut Tjatur, hal itu sangat memungkinkan. Dikatakannya, Maluku Utara memiliki  cukup beragam sumber energi terbarukan seperti panas bumi, tenaga matahari, dan tenaga air.

“Tidak kalah penting adalah banyak tanah yang tidak produktif sehingga bisa ditanami kayu-kayu energi untuk diolah setara batu-bara,” ungkapnya.

Jika terpilih menjadi anggota DPD untuk dapil Maluku Utara, Tjatur yakin bisa memperjuangkan pemenuhan kebutuhan energi. Dikatakannya, dengan pengalamannya di Komisi DPR yang membidangi energi, maupun  jaringan politik dan ekonomi di dalam maupun luar negeri, Tjatur yakin bisa mengawal program kemandirian energi di Malut.

Kebutuhan energi yang cukup, menurut Tjatur sangat dibutuhkan masyarakat Maluku Utara. Dijelaskannya, saat ini Maluku Utara memiliki beragam sumber daya alam yang cukup melimpah. Perikanan misalnya, karena kurangnya industri pengolahan ikan dan pabrik es untuk menjaga kualitas produk perikanan, maka ikan dijual dengan harga yang kurang baik.

“Sudah sangat mendesak waktunya penyediaan energi untuk Pembangunan Maluku Utara. Ketersedian Energi akan mendorong investasi industri hilir perikanan, hasil hutan, pertambangan, perkebunan dan usaha rakyat lainnya sehingga perekonomian bisa bertumbuh. Ekonomi yang tumbuh, artinya lapangan kerja akan terbuka dan kualitas  pendidikan dapat cepat ditingkatkan,” paparnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement