REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Editorial dari surat kabar anti-pemerintah yang beredar secara nasional Venezuela berhenti menerbitkan edisi cetaknya. Hal itu menyusul tekanan pemerintah yang tak henti-hentinya dan kurangnya kertas.
Edisi terakhir dari surat kabar El Nacional akan terbit pada Jumat setelah 75 tahun terbit. Pemimpin surat kabar El Naciinal Miguel Otero mengatakan, penghentian terbit cetak akan beralih menjadi publikasi online secara eksklusif saja.
"Kami telah bertahan lebih lama daripada yang lain, tapi pada akhirnya kami tidak bisa bertahan," ujar Presiden dan CEO El Nacional, Miguel Otero seperti dikutip Associated Press, Senin (17/12).
El Nacional dikenal vokal mengkritik pemerintah Venezuela, negara minyak yang dulu kaya, namun kini jatuh ke dalam kekacauan di bawah dua dekade kekuasaan sosialis.
Mantan Presiden Hugo Chavez dan Presiden Nicolas Maduro kini memiliki hubungan yang tegang dengan media dan menuduh jurnalis berkontribusi terhadap plot anti-pemerintah dan penerbitan berita palsu.
Otero mengatakan, kontrol pemerintah atas kertas impor adalah salah satu hambatan terbesar. Dia juga mengatakan, tekanan terhadap kebebasan pers El Nacional dan para eksekutifnya telah meningkat selama 15 tahun terakhir, seperti adanya tuntutan hukum, tinjauan pajak dan pembatasan iklan.
"Keputusan ini sebagai konsekuensi dari pelecehan selama bertahun-tahun dari pemerintah, yang selalu mencoba untuk menutup dan menekan kami," ucapnya.
Saat ini, Venezuela masih mengalami krisis ekonomi dan politik yang membuat warganya bermigrasi dari kekerasan politik dan krisis bahan makanan. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, sekitar 1,9 juta orang Venezuela telah melarikan diri dari negara yang dilanda krisis sejak 2015 ini.