Senin 17 Dec 2018 18:31 WIB

Warga Terdampak Gempa Lombok Barat Terima Dana Rehabilitasi

Dari 72 ribu rumah rusak, 15 ribu kepala keluarga sudah menerima dana rehabilitasi.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Friska Yolanda
Wali Kota Mataram Ahyar Abduh secara resmi memulai pembangunan rumah instan sederhana sehat (Risha) dan rumah instan konvensional (Riko) di Lingkungan Pengempel Indah, Kelurahan Bertais, Kecamatan Sandubaya, Mataram, NTB, Rabu (3/10).
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsyi
Wali Kota Mataram Ahyar Abduh secara resmi memulai pembangunan rumah instan sederhana sehat (Risha) dan rumah instan konvensional (Riko) di Lingkungan Pengempel Indah, Kelurahan Bertais, Kecamatan Sandubaya, Mataram, NTB, Rabu (3/10).

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT -- Belasan ribu rumah di Lombok Barat  yang rusak akibat gempa telah menerima dana rehabilitasi. Kepala Bidang Perumahan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Lobar Ratnawi mengatakan dari 72.222 rumah rusak di Lombok Barat, sebanyak 15.599 kepala keluarga (KK) sudah menerima dana rehabilitasi yang dibagi dalam tiga tahap.

"Jadi total dana bantuan tahap I, II, III sebesar Rp 278.215.000.000," ujar Ratnawi di Lobar, NTB, Senin (17/12).

Dalam rapat koordinasi evaluasi percepatan perbaikan rumah pascagempa pada 11 Desember di Jakarta terdapat sejumlah masukan, mulai dari membentuk satgas bersama dengan danramil/kapolsek untuk pemantauan, melakukan evaluasi terhadap BUMN yang masih lamban dalam penyelesaian mur dan baut struktur Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha). Selain itu Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD kabupaten/kota juga diminta aktif melaporkan kepada BPBD NTB.

Kata Ratnawi, seiring telah berjalannya validasi ulang warga, di mana terdapat perubahan kategori kerusakan dan penambahan calon penerima bantuan, BPBD diminta menyiapkan draf SK perubahan kategori dan penambahan calon penerima bantuan tersebut.

Baca juga, Pasar Berdaya Dorong Perekonomian Korban Gempa Lombok

Ratnawi menjelaskan kendala yang dihadapi dalam rehabilitasi masih berkutat pada aplikator yang masih belum melengkapi panel Risha dengan baut dan mur sehingga panel belum dapat didirikan. Saat ini, dia katakan, sedang dilakukan proses validasi di lapangan untuk memastikan kategori rumah clear dan clean.

"Kendala lainnya yakni jumlah tukang bangunan masih terbatas sehingga pelaksanaan pembangunan rumah menjadi lambat. Saya berharap agar masyarakat lebih aktif dalam membangun rumahnya sendiri dan mengikuti arahan tim fasilitator," kata dia.

Ratnawi mengungkapkan, dari 10 kecamatan yang ada di Lombok Barat, minat warga dalam menentukan model rumah beragam, dengan rincian 585 KK memilih Risha, 20 KK memilih Rika, dan 1.159 KK memilih Riko. Adapun jumlah kelompok masyarakat (Pokmas) yang sudah terbentuk mencapai 2.315 Pokmas yang mencakup 35.414 KK, dengan rincian rusak berat 703 Pokmas mencakup 10.245 KK untuk rumah rusak berat, 494 Pokmas mencakup 7.762 KK untuk rumah rusak sedang, dan sebanyak 1.118 pokmas mencakup 17.407 KK untuk rumah rusak ringan

"Rekening Pokmas yang sudah terisi mencapai 29 Pokmas atau 314 KK. Rumah yang saat ini masih dalam proses membangun sebanyak 144 rumah, sudah terbangun sampai atap 39 rumah, sudah finishing dinding dan atap 32 rumah, dan yang sudah selesai 100 persen sebanyak 24 rumah," lanjut Ratnawi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement