REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kinerja perdagangan Sumatra Barat kembali menunjukkan penurunan. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis, nilai ekspor Sumbar per November 2018 sebesar 130,51 juta dolar AS. Angka ini menurun 4,01 persen dibanding ekspor bulan Oktober 2018. Nilai ekspor November 2018 ini turun sebesar 21,03 persen jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2017.
Kepala BPS Sumbar Sukardi menjelaskan, secara kumulatif ekspor Sumatera Barat Januari-November 2018 mencapai 1,48 miliar dolar AS atau turun sebesar 22,57 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2017. Komoditas minyak kelapa sawit (CPO) masih menjadi primadona ekspor Sumbar dengan kontribusi pada bulan November 2018 95,21 juta dolar AS, diikuti oleh golongan karet dan barang dari karet sebesar 20,49 juta dolar AS.
BPS Sumbar memandang bahwa penurunan kinerja ekspor Sumatra Barat disebabkan lantaran daerah ini masih bergantung terlalu kuat kepada dua komoditas di atas, yakni CPO dan karet. Produksi CPO kini mulai menurun, setelah sempat naik di medio 2018. Padahal dengan kondisi ekonomi dunia seperti saat ini, ketergantungan terhadap komoditas tunggal menimbulkan kerentanan pertumbuhan ekonomi untuk melambat.
Baca juga, Pemerintah Siapkan Kebijakan Baru untuk Dorong Ekspor
"Ekspor kita bulan Oktober 2018 turun dibanding bulan sebelumnya. Penurunan juga terjadi bila dibandingkan dengan periode tahun lalu dan secara kumulatif," jelas Sukardi, Senin (17/12).
Sementara itu, impor Sumbar pada November 2018 tercatat 30,11 juta dolar AS. Angka ini menurun sebesar 67,98 persen dibanding impor bulan Oktober 2018. Nilai impor bulan November 2018 juga tercatat turun sebesar 34,55 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya. Secara kumulatif nilai impor Sumatera Barat Januari hingga November 2018 mencapai 510,91 juta dolar AS atau mengalam peningkatan 27,21 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca juga, Industri Pengolahan Sumbang Ekspor Terbesar November